Apa yang pertama kali terlintas di benak kamu ketika ditanya tentang puisi? Yap, puisi bisa dikatakan sebagai ungkapan perasaan kita yang sarat akan makna dan dibalut dengan kata-kata indah. Di Indonesia sendiri memiliki sederetan nama-nama penyair keren dengan karya-karya mereka yang sangat indah dan dijamin bikin kita jatuh cinta saat pertama membacanya.
Bagi kamu pecinta puisi, pasti sudah tak asing lagi dengan judul beserta nama penyair yang akan kita bahas kali ini. Namun, bagi kamu yang masih awam dan sedang belajar mengenai puisi, tak ada salahnya kita simak ulasan apa saja sih puisi yang langsung bikin kita jatuh cinta saat pertama membacanya?
1. Nyanyian Angsa Karya W.S. Rendra
Malaekat penjaga firdaus
wajahnya tampan dan dengki
dengan pedang yang menyala
mengusirku pergi.
Dan dengan rasa jijik
ia tusukkan pedangnya perkasa
diantara kelangkangku.
Dengarkan, Yang Mulya.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang kalah.
Pelacur terhina.
Puisi ini menceritakan tentang pengalaman spiritual seorang pelacur tua bernama Maria Zaitun yang meregang nyawa karena penyakit kelamin dan jantung. Puisi ini ditulis W.S. Rendra yang mendapat julukan ‘Si Burung Merak’ dengan bahasa yang lugas dan tidak menggunakan banyak diksi puitis.
Puisi ini sebagai kritik sosial bagi masyarakat yang cenderung menganggap pelacur sebagai seorang yang hina dan pantas dijauhi. Namun, manusia bukanlah Tuhan, setiap manusia pada kenyataannya mengalami perjalanan spiritualnya masing-masing. Ketika gagal dan hina di dunia, siapa sangka Tuhan ternyata mengampuni dan menempatkan Maria Zaitun di surga.
2. Sebuah Jaket Berlumuran Darah Karya Taufik Ismail
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN.
Puisi ini mengandung makna yang sangat mendalam. Jika kita resapi dengan seksama, puisi ini mengandung sebuah potret pengorbanan dan perjuangan. Puisi ini lahir pada tahun 1966 ketika terjadi demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk memperjuangkan Tuntutan Rakyat (Tritura).
Boleh dikatakan puisi ini menjadi simbol keberanian para aktivis mahasiswa untuk melawan pemerintah tirani sekaligus sebagai puisi bela sungkawa kepada Arif Rachman Hakim, seorang aktivis mahasiswa yang tewas tertembak aparat saat berdemo. Melalui puisi ini kita bisa belajar sejarah, bahwa ketidakadilan pun bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri.
3. Peringatan Karya Wiji Thukul
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subvertif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata : LAWAN!.
Wiji Thukul terkenal dengan karya-karyanya yang kritis dalam memperjuangkan keadilan. Salah satu karyanya yang fenomenal dan sering dijadikan semangat oleh para aktivis adalah pusisi berjudul Perjuangan ini, yang jelas menggambarkan tentang kondisi rakyat yang ditindas oleh pemerintah yang otoriter. Puisi ini menjelaskan, rakyat memiliki hak untuk hidup dengan layak dan bebas mengemukakan pendapatnya. Jika rakyat ditindas dan dikekang, maka rakyat akan melawan.
Wiji Thukul adalah sosok aktivis yang gigih pada eranya. Ia seorang aktivis yang benar-benar turun ke jalan untuk menuntut keadilan bagi rakyat yang tertindas. Itulah sebabnya ia menjadi incaran pemerintah otoriter masa lalu dan hilang sejak kerusuhan tahun 1998, tepatnya pasa 27 Mei 1998. Meskipun raganya belum diketahui keberadaannya hingga saat ini, namun karya-karya masih abadi sampai sekarang.
4. Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari Karya Sapardi Djoko Damono
Waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa diantara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa diantara kami yang harus berjalan di depan
Puisi ini dibuat pada tahun 1971 yang mengisaratkan pesan terhadap manusia di dunia bahwa waktu dan kehidupan ini terus berjalan dan maju sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk perkembangan teknologi. Dengan semua kemajuan dan perkembangan inilah, penyair menyelipkan pesan kepada kita semua untuk tetap bisa menjaga hubungan baik dengan alam semesta. Hidup berdampingan tanpa saling merusak atau merugikan satu sama lain.
5. Surat Dari Ibu Karya Asrul Sani
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinari daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Tak berbeda jauh dengan puisi Nyanyian Angsa karya W.S. Rendra yang telah kita bahas sebelumnya, puisi ini juga memiliki diksi yang tidak terlalu puitis sehingga dapat kita maknai dengan mudah. Kalimat-kalimat dalam puisi ini dengan jelas menggambarkan kerinduan seorang ibu yang ditinggalkan anaknya merantau.
Meskipun kerinduan menyelimuti hati seorang ibu, namun ia merelakan anaknya pergi jauh meninggalkannya demi meraih cita-cita dan masa depannya yang lebih baik. Ibu akan selalu memberikan dukungan kepada kita, apapun yang terjadi. Ia berusaha kuat dan ikhlas melepaskan kita dan tentu saja, ibu senantiasa berharap suatu saat nanti setelah kita sukses, kita akan kembali ke pangkuannya.
Nah, gimana? Sudah jatuh cinta belum dengan kelima puisi di atas? Setiap orang tentu memiliki caranya sendiri untuk memaknai sebuah puisi. Semoga ulasan ini bisa menambah wawasan kita tentang puisi beserta penyairnya, karena tidak bisa dipungkiri Indonesia memiliki banyak sekali penyair yang keren. Mudah-mudahan puisi-puisi di atas juga bisa menginspirasi kita untuk lebih menghargai karya sastra negeri ini.
253 thoughts on “5 Puisi Fenomenal yang Bakal Buat Kamu Jatuh Cinta”
Comments are closed.