Pernah tidak kalian membayangkan bagaimana cara sebuah studio film menulis cerita atau editor buku mengedit tulisan dari seorang penulis? Karena naskah yang dibuat studio film atau penulis itu pastinya tidak mungkin akan langsung diloloskan, di situlah editor berperan besar. Ini bisa terlihat di mana para penulis buku yang sedang mengirim naskah cerita mereka ke penerbit-penerbit besar untuk kepentingan publikasi. Saat melakukan pengeditan, ada kemungkinan di mana para editor dan penyalin cerita dari pihak penerbit tidak memahami bagian naskah cerita yang dianggap terlalu berlebihan. Nah, proses ini disebut sebagai abaian dalam bahasa Indonesia!
Pengertian Abaian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), abaian adalah penghilangan atau penghapusan bagian naskah yang tidak dipahami oleh penyalin. Seperti yang telah digambarkan sedikit di atas, abaian terjadi apabila penyalin atau editor tidak memahami suatu bagian dari naskah yang sedang dia baca dan memutuskan untuk menghilangkan bagian itu. Meskipun bagian tersebut kemudian dihapuskan, penghapusan ini sebenarnya bisa juga berguna, lho! Kadang-kadang, ada terlalu banyak bagian di dalam naskah yang tidak dipahami oleh penyalin dan editor karena penulisannya yang tidak jelas atau terlalu repetitif.
Dan oleh karena itulah, para editor atau penyalin akan melakukan abaian ke bagian-bagian naskah yang dianggap bermasalah oleh mereka. Penulis asli naskah juga perlu memberikan naskahnya kepada para penyalin dan editor karena belum tentu orang lain akan memahami naskah cerita itu. Maksudnya adalah, naskah asli yang dikirim oleh penulis barangkali masih memiliki banyak kekurangan yang bersifat teknis yang bisa dikoreksi. Ini bisa berbentuk dari dialog cerita yang terlalu repetitif, penggunaan kalimat yang kurang efektif, konten halaman yang terlalu banyak, dan lain sebagainya.
Akibatnya, ini bukan berarti editor atau penyalin bersikap jahat karena sudah menghapus beberapa bagian dari naskah aslinya! Sebaliknya, editor dan penyalin justru berusaha menghapuskan bagian-bagian cerita yang tidak perlu dalam proses abaian. Tentu saja, kamu pasti tidak ingin membaca cerita yang kesannya belum diedit atau berasa terlalu panjang durasinya, ya kan?
Nah, kemudian apa saja yang menjadi pertimbangan bagi para editor dan menyalin saat melakukan abaian? Yang pasti, mereka berusaha sekeras mungkin untuk menghapus atau menghilangkan bagian yang tidak mereka pahami atau dirasa tidak diperlukan. Sesuai dengan tugas mereka, bagian-bagian yang tidak diperlukan inilah yang akan menjadi bagian yang dihapus dalam proses abaian.
Apa saja kira-kira pertimbangan editor dan penyalin saat melakukan abaian? Mari kita lihat contohnya di bawah ini:
- Informasi atau Narasi yang Repetitif
Ketika kalian sedang mengobrol atau bercerita dengan teman, ada kalanya pasti kalian sedang keasyikan mengobrol sampai kalian terkesan berbicara ngalor ngidul. Ini memang manusiawi, tapi bisa lumayan akibatnya kalau kalian bercerita seperti ini di dalam naskah kalian! Jangankan orang lain, para editor dan penyalin pasti juga tidak akan paham apa maksud cerita kalian kalau alur bercerita kalian terasa tidak jelas. Apa akibatnya? Bisa saja naskah kalian menjadi terlalu tebal buat dibaca.
Ketika informasi cerita yang disampaikan terlalu repetitif, para penyalin akan berusaha menghapus semua bagian informasi yang berulang-ulang. Mereka hanya akan meninggalkan bagian cerita di mana informasi itu pertama disebutkan, sehingga informasi itu tidak perlu diulang-ulang lagi nantinya.
- Kata dan Kalimat Tidak Efektif
Kunci dari tulisan yang bagus adalah yang bisa memakai kalimat secara efektif. Para penulis bisa saja menuliskan kalimat dengan nada yang dramatis atau berbunga-bunga, tapi ini kadang justru tidak diperlukan! Ini karena para editor dan penyalin bisa saja tidak memahami gaya penulisan si penulis yang terlalu mendramatisir hingga menggunakan kalimat yang tidak bisa dipahami. Kiasan dan perumpamaan yang dramatis dari penulis bisa saja tidak ditangkap maksudnya oleh editor karena penggunaan kalimat yang tidak efektif.
Oleh sebab itu, para editor akan melakukan abaian ke bagian kalimat cerita yang dianggap tidak perlu karena tidak lantas memudahkan para pembaca. Tentu saja, kalian hanya ingin membaca cerita di mana penulisnya bisa memakai kalimat efektif supaya ceritanya bisa lebih gampang dipahami, ya kan?
- Dialog yang Berulang-ulang
Tidak bisa terus terang dan arah pembicaraan yang berputar-putar adalah apa yang membuat sebuah tulisan bisa membosankan banget buat orang lain. Memang tidak bisa langsung menceritakan sesuatu karena ingin membangun plot twist juga tidak salah, tapi bukan berarti ini harus dilakukan juga setiap saat! Kalau memang berada di bagian cerita yang membutuhkan dialog secara langsung, maka lebih baik para penulis mengarangnya secara terus terang daripada membuat dialog yang berulang-ulang.
Nah, sekarang apakah kalian sudah sedikit tahu lebih banyak tentang abaian dalam bahasa Indonesia? Kata ini memang tidak begitu banyak diketahui orang, meskipun kata ini ada hubungannya dengan dunia pengeditan dan penghapusan beberapa bagian tertentu dari sebuah naskah cerita. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kalian semua, ya!
Sumber:
Kemdikbud
Blog Divapress
680 thoughts on “Definisi dan Pengertian Abaian dalam Bahasa Indonesia”
Comments are closed.