Bahasa merupakan salah satu alat untuk menjalin komunikasi sesama manusia. Sementara itu, manusia memerlukan komunikasi untuk bersosialisasi dan bertahan hidup. Dengan kata lain, bahasa juga merupakan alat pertahanan hidup manusia. Kita sebagai manusia wajib melestarikannya termasuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Setiap bahasa memiliki kaidah yang baku menyangkut baik struktur maupun ejaan. Memang dalam aktivitas lisan sehari-hari, kita kerap mengabaikan kaidah tersebut. Entah karena campuran penggunaan bahasa daerah maupun tidak pedulian kita sendiri terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan mungkin lebih dari setengah penduduk negeri ini hanya menggunakan kaidah tersebut dalam tulisan, khususnya tulisan formal, contohnya surat lamaran kerja. Selain tulisan-tulisan yang bersifat formal, apalagi dalam lisan sehari-hari, rasanya tak berlebihan jika saya katakan kaidah berbahasa tersebut tak lagi memiliki arti.
Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi dalam perbincangan sehari-hari adalah pengabaian kalimat efektif. Oleh karena itu, artikel kali ini akan mengembalikan keindahan bahasa Indonesia dengan cara mengulas lebih dalam mengenai kalimat efektif. Perhatikan dengan seksama ulasan di bawah ini.
Pada hakikatnya, kalimat efektif merupakan kalimat yang memenuhi aturan bahasa Indonesia. Baik dari segi ejaan, tanda baca, maupun struktur (struktur tersebut yang akan banyak dibahas dalam artikel ini). Aturan bahasa Indonesia diaplikasikan secara paripurna dalam sebuah kalimat. Sesungguhnya kalimat efektif memiliki beberapa prinsip yang membangunnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ejaan Yang Disempurnakan
Kalimat efektif tersusun atas rangkaian kata yang baku serta penggunaan tanda baca yang tepat. Meski sepele, masih banyak yang keliru dalam menggunakan tanda petik maupun petik tunggal, titik dua maupun titik koma, dan banyak lagi. Apakah masih ada di antara kalian yang masih bingung pada ejaan kata praktek, praktik, tehnik, teknik, apotik, apotek, dan sebagainya? Memperbanyak membaca KBBI dan referensi lain akan sangat membantu dalam hal ini.
Contoh salah:
Bulan Agustus kemarin aku sudah ijin sebanyak lima kali yaitu tanggal 12, 13, 14, 20 dan 22.
Contoh benar:
Bulan Agustus kemarin aku sudah izin sebanyak lima kali, yaitu tanggal 12, 13, 14, 20, dan 22.
2. Struktur kalimat sistematis
Sebuah kalimat minimal tersusun atas subjek dan predikat. Susunan standar kalimat adalah terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan. Meski susunan ini bisa berubah, namun hendaknya tak banyak mengubah susunan tersebut sehingga tidak membingungkan. Penggunaan kalimat pasif sebisa mungkin dihindari apabila ingin membuat sebuah kalimat yang efektif. Hal lain yang perlu dihindari adalah meletakkan subjek berdampingan di belakang preposisi.
Contoh salah:
Bagi seluruh mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran diwajibkan segera mengumpulkan proposal penelitian disertai lembar penilaian dari dosen pembimbing.
Contoh benar:
Seluruh mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran diwajibkan segera mengumpulkan proposal penelitian disertai lembar penilaian dari dosen pembimbing.
3. Kehematan kata
Jangan pernah membuat kalimat yang bertele-tele. Hal ini karena mendengar atau membaca suatu kalimat yang bertele-tele akan menghabiskan waktu dan tenaga dengan sia-sia. Ada banyak hal yang harus dihindari, seperti menjamakkan kata secara berlebihan, penggunaan kata kepemilikan yang sama berulang kali, dan menggunakan sinonim dua kata atau lebih dalam satu kalimat. Prinsip kehematan kata selanjutnya akan dibahas lebih rinci pada artikel yang lain.
Contoh salah:
Bukannya aku tak ingin menolong rekan sejawat, aku hanya saja tak mengetahui kesulitan dalam hidupnya.
Contoh benar:
Bukannya tak ingin menolong rekan sejawat, aku hanya tak mengetahui kesulitan dalam hidupnya.
4. Kejelasan kalimat
Membuat kalimat dengan makna yang jelas itu hukumnya wajib. Sebuah kalimat ambigu tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan bahkan kesalahpahaman. Tahukah kalian betapa bahaya sebuah kesalahpahaman itu? Untuk membuat kalimat yang jelas maknanya, dibutuhkan terutama penggunaan tanda baca yang benar. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai tanda baca koma dan tanda hubung sangat diperlukan oleh seorang penulis. Dalam perbincangan sehari-hari, intonasi perlu diperhatikan. Pemenggalan kalimat dan letak suatu kata berperan sangat penting dalam hal ini.
Contoh salah:
Anak lelaki putra bupati yang sombong itu.
Contoh benar:
Anak lelaki yang sombong itu, putra bupati.
5. Bentuk kata sejajar
Kalimat efektif adalah kalimat yang konsisten. Konsisten dalam konteks ini adalah kesamaan atau kesejajaran dalam kata-kata yang digunakan untuk menyusun kalimat. Apabila terdapat kata yang berimbuhan, haruslah sama imbuhan yang digunakan. Serangkaian kata berawalan ber- tidak boleh disisipi kata berawalan men-, imbuhan ke-an tidak boleh digabung imbuhan pe-an, dan banyak lagi.
Contoh salah:
Hal yang penting mengenai kitab suci bukan hanya dibaca, diyakini, tetapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh benar:
Hal yang penting mengenai kitab suci bukan hanya dibaca, diyakini, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Kalimat rasional
Sebuah kalimat harus masuk akal dan mudah dimengerti oleh lawan bicara. Hal ini bertujuan agar lawan bicara tidak bingung terhadap maksud kita dan pesan menjadi tidak ambigu. Jangan mencoba mendramatisasi suatu keadaan hingga terkesan mengada-ada. Kecuali bila kita hendak menulis novel atau puisi, penggunaan majas diperbolehkan.
Contoh salah:
Kepada Saudara Andi, waktu dan tempat kami persilakan.
Contoh benar:
Kepada Saudara Andi, kami persilakan untuk memberikan sambutan.
Bagaimana penjelasan mengenai kalimat efektif di atas? Meski sekilas tampak sulit karena banyaknya aturan yang harus dipatuhi, percayalah seiring dengan penerapannya, penyusunan dan penggunaan kalimat efektif sangat mudah dilakukan. Selamat belajar.
470 thoughts on “Kalimat Efektif Dalam Perbincangan Sehari-Hari”
Comments are closed.