Masih Sangsi Menggunakan Sang dan Si?

Seringkali, kita melihat penggunaan kata sandang sepeti si dan sang dalam sebuah narasi. Kalimat-kalimat seperti “Si Pembunuh beraksi tengah malam saat semua orang sudah tidur.” atau “Sang Raja menitahkan para punggawanya untuk berkumpul.” memang sangat efektif dan apik untuk menjelaskan keterangan dari kata yang diletakkan setelahnya sekaligus (dalam konteks narasi sastra) memberikan atmosfir pada cerita yang sedang dituturkan. Tetapi, tahukah kita cara yang benar untuk menggunakan kata-kata sandang tersebut?

Sebenarnya, si dan sang hanyalah dua dari seluruh keluarga kata sandang. Secara umum, kata ini berfungsi untuk menerangkan kata benda yang diletakkan setelahnya. Ini membuat kata sandang tidak bisa berdiri sendiri dan sangat bergantung kepada kata penyertanya. Dilansir dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), kata sandang jika dibedakan menurut perannya bisa dibedakan menjadi tiga kategori:

 

1. KATA SANDANG YANG MENYATAKAN JUMLAH TUNGGAL

Kata sandang yang termasuk dalam kategori ini memiliki fungsi menjelaskan bahwa subjek atau benda yang diletakkan setelahnya hanya berjumlah satu. Beberapa contoh yang populer adalah:

 

a. Sang

Kata sang memberikan makna tunggal dan digunakan untuk menunjuk satu sosok yang memiliki derajat atau martabat yang dianggap baik. Jika memerhatikan struktur kalimat secara keseluruhan, tidak jarang orang juga menggunakannya secara tidak literal, alias menyindir suatu sosok yang sejatinya tidak benar-benar dipandang tinggi (contoh: Setelah begitu saja melewati lusinan pengemis kelaparan itu, sang dermawan langsung meludah.). Menurut PUEBI, sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, dan keduanya ditulis dengan awalan huruf kecil. Jika kata yang mengikutinya berupa nama atau julukan, sang tetap ditulis kecil sedangkan kata pengikutnya berawalan kapital. Contoh:

  1. Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
  2. Sang adik mematuhi nasihat sang
  3. Harimau itu marah sekali kepada sang

Tetapi yang harus kita ingat, Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan.

Misalnya:

  1. Kita harus berserah diri kepada Sang
  2. Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.

 

b. Sri

Kata sandang sri kurang lebih sama dengan sang. Hanya saja, tidak ada ambiguitas dalam kata sandang ini; sri digunakan untuk memberikan makna kedudukan yang lebih tinggi pada kata yang menyertainya. Sifatnya yang seringkali menyatu dengan nama tertentu membuat kata sandang sri ditulis besar bersama dengan kata penyertanya.  Contoh penggunaan sri adalah:

  1. Konon, Sri Ratu Maharani pernah bermalam di padepokan itu.
  2. Dia adalah keponakan Sri Sultan Hamengkubuwono XI.

 

c. Hang

Kata sandang Hang sudah jarang digunakan. Tetapi, kita masih bisa menemukannya dalam teks-teks sastra kuno, khususnya Melayu zaman dahulu. Kata sandang Hang menunjukkan makna penghormatan pada seseorang yang disebut dalam kalimat itu. Contoh kalimat: Para tetua sedang menceritakan hikayat hidup Hang Jebat kepada kawula muda.

 

d. Dang

Kata sandang yang ini sebenarnya sama saja dengan tiga pendahulunya. Fungsinya menunjukkan martabat dan kehormatan dari sosok dalam kata yang menyertai setelahnya. Bedanya, Dang khusus diperuntukkan untuk menyebut wanita. Contoh kalimat: Datuk Maringgih tergila-gila pada kecantikan Dang Masrinah.

 

e. Hyang

Dewa atau dewi yang dikultuskan dalam kepercayaan terrtentu disebut dengan kata sandang Hyang. Perhatikan contoh kalimat: Dari sebutir telur tersebut, kuningnya menjelma menjadi Hyang Manikmaya.

 

f. Yang

Kata sandang Yang memuat fungsi sebagai kata ganti untuk sifat-sifat Tuhan. Cara penulisannya adalah dengan huruf kapital di semua permulaan kata berikut kata keterangan yang menyertainya. Contoh: Aku berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.

 

2. KATA SANDANG MENYATAKAN JAMAK

Kata sandang yang ini memberikan keterangan makna jamak (lebih dari satu) pada kata yang menyertai di belakangnya. Yang termasuk dalam kata sandang ini adalah:

 

a. Para

Digunakan untuk memberi penegasan dan menunjukkan satu kelompok manusia yang mempunyai kesamaan tertentu baik dalam konteks rupa, tempat, suasana, dan sebagainya. Cara penulisannya adalah dipisah dengan kata penyertanya dan menggunakan huruf kecil. Contoh penggunaan kata sandang ini misalnya: Negara kita habis digerogoti oleh para koruptor.

 

b. Umat

Kata sandang umat berfungsi untuk menyatakan suatu kelompok yang memiliki sistem kepercayaan yang sama. Perhatikan contoh kalimat: Pada hari itu, saya melihat lusinan umat Katolik memasuki gereja katedral.

 

c. Kaum

Berikutnya, kata sandang yang menunjukkan bentuk jamak adalah kaum. Yang membedakan kaum dengan dua kata sandang pendahulunya adalah kata sandang kaum merujuk pada sekumpulan orang yang memiliki pandangan yang sama, dan tidak jarang bersifat aspiratif. Cara penulisannya adalah dipisah, dengan huruf kecil di setiap awal kata termasuk yang mengikutinya. Beberapa kalimat yang menggunakan kata kaum contohnya:

  1. Gerakan Feminisme bertujuan untuk mengangkat derajat kaum wanita.
  2. Anak-anak itu mengantarkan berkarung-karung beras ke gubuk-gubuk milik kaum papa yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.

 

3. KATA SANDANG SEBAGAI PENUNJUK KATA GANTI ORANG/NETRAL

Kata sandang ini juga disebut netral tidak menunjukkan jumlah atau posisi kedudukan kata pengikutnya secara pasti.

 

a. Si

Barangkali pembeda paling jelas dari si dan sang adalah sifatnya yang menunjukkan posisi seimbang atau sama rata atas kata yang menyertainya. Terkadang, kata penyertanya bisa berupa kata benda atau kata sifat. Tata penulisannya adalah menggunakan huruf kecil di semua awal kata, kecuali jika kata penyertanya berupa nama orang atau julukan. Perhatikan contoh:

  1. Surat itu dikembalikan kepada si
  2. Toko itu memberikan hadiah kepada si
  3. Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.
  4. Mereka memutuskan untuk membakar rumah si Karsono.

 

b. Yang

Sekilas, kata sandang yang mungkin mirip dengan kata sandang penunjuk tunggal di atas. Tetapi, pembeda pastinya adalah kata sandang yang ini tidak bersifat menunjukkan sifat-sifat ketuhanan atau kemuliaan. Ketiadaan tendensi makna itu membuat kata sandang yang bersifat netral. Perhatikan contoh berikut:

  1. Orang yang memperkenalkan si Samin pada narkotika adalah ayahnya sendiri.
  2. Sepertinya tadi ada yang menjawil pundakku, deh.

 

Kesimpulannya adalah, kata sandang digunakan untuk memberikan atmosfir pada narasi sekaligus memberikan keterangan identitas pada sosok yang sedang diceritakan. Kita tidak disarankan untuk menyebut orang yang kita hormati dengan kata sandang si, dan begitu pula sebaliknya.

Nah, tidak sulit bukan, mengenali cara penulisan dan penggunaan kata sandang? Selamat berkarya.