Dalam pembuatan karya sastra kita mengenal istilah prolog dan epilog. Kedua istilah akan lebih banyak kita jumpai dalam seni drama atau sandiwara, cerita, hingga penulisan novel. Apa itu prolog dan epilog? Mari kita pelajari lebih lanjut.
Pengertian Prolog
Dalam KBBI, prolog berarti pembukaan (sandiwara, musik, pidato, dan sebagainya); (kata) pendahuluan; peristiwa pendahuluan. Kata prolog diambil dari bahasa Yunani prologos, di mana pro artinya sebelum, dan logos artinya kata. Dengan demikian, prolog bisa disebut sebagai kata pembuka, yang berada pada bagian pendahuluan sebuah naskah.
Perlu diperhatikan bahwa prolog tidak sama dengan bagian kata pengantar, yang sering digunakan untuk menyampaikan rasa terimakasih oleh penulisnya. Prolog juga bukan daftar isi atau catatan rincian naskah per bab.
Fungsi Prolog
Prolog menjelaskan secara ringkas inti awal dimulainya sebuah cerita. Bisa menceritakan permulaan dari perjalanan peristiwa, konflik, tokoh maupun dialognya. Prolog yang memikat bisa menjadi daya tarik bagi pembaca untuk terus membaca karya tulisan kita, serta membuat keseluruhan cerita lebih terasa mengalir dan enak dibaca
Prolog yang bagus juga bisa membuat jalan cerita menjadi lebih epik. Apalagi kalau kita bisa menyebutkannya Kembali di ujung cerita dalam bentuk epilog. Prolog yang baik juga bisa mencerminkan seberapa berkualitasnya cerita yang dibentuk.
Sedangkan bagi penulisnya sendiri, prolog yang baik akan sangat membantu dalam proses seleksi naskah ketika dikirimkan kepada penerbit. Oleh karena itu, pembuatan prolog sangat penting bagi para penulis cerita maupun novelis.
Penulisan Prolog
Prolog pada novel biasanya ditulis dalam satu paragraf yang berisi empat hingga lima baris kalimat. Kalimat yang digunakan sebisa mengkin menggugah antusiasme pembaca atau membuat penasaran, tanpa terkesan berlebihan.
Tips sederhana yang bisa kita gunakan dalam penulisan prolog diantaranya adalah penggunaan struktur kalimat SPOK (subyek – predikat – obyek – keterangan), melakukan pendeskripsian akan tokoh atau situasi yang menjadi inti dari cerita, serta hindari penggunaan kalimat pasif.
Hal yang disebutkan dalam prolog tidak harus ada dalam bab-bab selanjutnya dalam cerita. Dengan kata lain, prolog bisa berdiri sendiri. Kita juga bisa menjadikan prolog sebagai petunjuk jalan cerita, tanpa harus membocorkan isi ceritanya. Dengan demikian, akan timbul rasa penasaran dalam benak para pembaca.
Pengertian Epilog
Apabila prolog berperan sebagai pembuka tulisan, maka epilog berperan sebagai penutup tulisan.
Dalam KBBI, epilog berarti bagian penutup pada karya sastra, yang fungsinya menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang aktor pada akhir cerita.
Secara singkat bisa dikatakan, epilog adalah akhir sebuah tulisan. Epilog menjadi penting karena bagian ini bisa memuat klimaks, kejutan atau akhir yang membuat pembacanya puas.
Penggunaan Epilog
Dalam penggunaannya, epilog bisa berupa kilas balik. Artinya, epilog akan mengulang bagian prolog dengan bahasa yang berbeda. Cara ini diambil guna memberikan penekanan akan pernyataan yang dianggap penting dalam narasi cerita. Dengan demikian, epilog digunakan untuk membulatkan pengertian seluruh alur cerita.
Selain itu, epilog juga bisa berupa kalimat tanya yang mengundang pemikiran atau tanggapan lebih lanjut dari para pembacanya. Biasanya kalimat tanya ini bersifat retoris, namun tetap berkaitan dengan alur ceritanya. Dengan cara ini, pembaca seolah diajak ikut serta dalam imajinasi akhir cerita.
Prolog dan epilog merupakan sisipan dalam karya sastra yang bisa mempengaruhi kesan pembaca akan karya tulisan tersebut. Namun penggunaannya tidaklah wajib, tergantung dari selera dari penulisnya.
Sumber:
Kompasiana
The Times Pos
380 thoughts on “Prolog Dengan Epilog Dalam Novel”
Comments are closed.