Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinonim berarti bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Memiliki arti yang mirip atau sama, ternyata tidak menjadikan kata-kata yang bersinonim selalu bisa menggantikan satu sama lain. Contohnya saja kata-kata yang bersinonim di bawah ini.
4. Sudah dan Telah
Sekilas memang tidak ada perbedaan antara kata sudah dan telah. Dalam bahasa lisan maupun tulisan, keduanya bahkan sering dipertukarkan. Kata sudah dalam KBBI termasuk kelas kata adverbia yang memiliki arti 1) telah jadi; telah sedia; selesai; 2) habis; berakhir; 3) telah lalu (lampau, terjadi); terdahulu; 4) telah (menyatakan perbuatan yang telah terjadi); 5) cukuplah sekian saja; 6) memang demikian; 7) sehabis; setelah; 8) berpihak.
Sedangkan kata telah memiliki arti “sudah (menyatakan perbuatan, keadaan, dan sebagainya yang telah sempurna, lampau, atau selesai)”.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kata sudah memiliki makna yang lebih luas daripada kata telah. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh kalimat berikut ini.
Telah meninggal dunia, nenek kami tercinta pada usia 93 tahun.
Sudahlah, aku ingin sendiri dulu.
Pada kalimat pertama, kata yang cocok adalah kata telah dan bukannya sudah. Mengapa demikian? Sebab kata telah memiliki nuansa yang lebih formal daripada kata sudah. Mari kita ganti kata telah di atas dengan kata sudah.
Sudah meninggal dunia, nenek kami tercinta pada usia 93 tahun.
Kalimat di atas jadi terkesan kurang hormat bukan daripada kalimat sebelumnya? Sekarang mari kita ganti kata sudah pada kalimat kedua dengan kata telah.
Telahlah, aku ingin sendiri dulu.
Ternyata kalimat tersebut justru terdengar ganjil. Hal ini disebabkan kata telah merupakan keterangan yang tidak bisa berdiri sendiri dan harus berdampingan dengan kata kerja. Sehingga dalam beberapa kasusu, telah tidak bisa diberi imbuhan maupun partikel seperti lah. Misalnya, kita mengenal istilah kesudahan, tetapi tidak mengenal istilah ketelahan, ada istilah mempersudah, tetapi tidak ada mempertelah, dan lain sebagainya.
3. Namun, Tetapi, Tapi, dan Akan Tetapi
Dalam KBBI, namun adalah kata hubung antar kalimat untuk menandai hubungan perlawanan. Sedangkan kata tetapi adalah kata hubung intra kalimat, misalnya anta rklausa atau antar kata, seperti contoh berikut ini.
Dia cantik, tetapi sombong. (Antarkata)
Aku menyukainya, tetapi takut mengakuinya. (Antarklausa)
Bentuk tidak baku dari kata tetapi adalah tapi. Sedangkan akan tetapi digunakan sebagai penghubung antarkalimat seperti halnya kata namun atau penghubung antarparagraf.
2. Mati, Meninggal, dan Tewas
Mati dalam KBBI memiliki beberapa arti, yaitu 1) sudah hilangnya nyawa; tidak hidup lagi; 2) tidak bernyawa; tidak pernah hidup; 3) tidak berair (misalnya sumur mati); 4) tidak berasa lagi; 5) padam; 6) tidak terus; buntu; 7) tidak dapat berubah lagi; tetap; 8) sudah tidak digunakan lagi; 9) tidak ada gerak atau kegiatan; 10) diam atau berhenti; 11) tidak ramai; 12) tidak bergerak.
Sedangkan definisi meninggal dalam KBBI adalah “mati” atau “berpulang”, dan termasuk dalam ragam bahasa hormat. Lalu tewas dalam KBBI berarti 1) mati (dalam perang, bencana, atau sebagainya); 2) kalah; dan 3) cela; salah (luput); kekurangan.
Dari definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa mati merupakan kata yang lebih umum dan lebih luas daripada kata meninggal dan tewas. Sedangkan kata tewas dan meninggal memiliki makna yang lebih spesifik daripada kata mati. Selain itu, dalam beberapa kasus yang mengacu pada pengertian mati pada nomor 2-12, kata mati, meninggal, dan tewas tidak dapat saling menggantikan. Mari kita lihat contoh kalimat di bawah ini, dan coba gantikan dengan meninggal atau tewas.
Batu adalah salah satu benda mati.
Sumur itu sudah lama mati.
Kakiku mati rasa.
Tak lama lagi lilin itu pasti akan mati.
1. Benar dan Betul
Benar dan betul adalah ungkapan untuk menyatakan bahwa sesuatu tidak salah. Baik dalam percakapan maupun bahasa tulisan, keduanya kerap dipertukarkan. Akan tetapi, ternyata keduanya tidak selamanya bisa saling menggantikan.
Terutama ketika kata tersebut diberi imbuhan. Contohnya ketika kata benar diberi imbuhan ke-an, menjadi kebenaran. Lalu coba ganti kata benar menjadi betul, menjadi kebetulan. Ternyata maknanya sangat berbeda ya.
Nah, itulah 4 sinonim yang ternyata tidak selamanya saling menggantikan. Apa kamu tahu kata-kata lain yang juga bersinonim tetapi tidak bisa saling menggantikan? Ayo tambahkan di kolom komentar.