Dalam pelajaran bahasa Indonesia di tingkat menengah (SMP) dan tingkat atas (SMA), mungkin kamu masih ingat dengan materi menulis berita seperti para jurnalis. Ini juga termasuk penting buat kamu, lho! Bahasa penulisan berita oleh para jurnalis yang sedikit berbeda dari penulisan buku menjadi salah satu materi yang harus bisa dikuasai para siswa. Untuk orang biasa pun, kemampuan membaca berita pun juga diperlukan supaya bisa selalu mengikuti perkembangan aktual dunia. Nah, dari sini, kemampuan menulis seperti jurnalis dengan baik pun mungkin juga diperlukan orang-orang selain jurnalis untuk bisa memahami bagaimana caranya berita terkini ditulis.
Cara Penulisan Jurnalis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita adalah cerita atau keterangan terbaru mengenai peristiwa yang sedang hangat. Dari pengertian ini, kita bisa paham bahwa berita selalu membahas peristiwa yang sedang hangat atau ramai dibicarakan oleh masyarakat sekitar. Sebuah berita yang beredar di koran atau saluran televisi harus bersifat aktual, atau masih relevan untuk dibahas dan disimak oleh orang lain.
Dalam buku karangan Asep Syamsul M. Romli yang berjudul Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, ada beberapa syarat agar sebuah berita bisa dibilang relevan dan layak untuk dimuat oleh pers. Syarat-syarat itu adalah:
- Cepat, yaitu beritanya harus aktual, mengikuti ketepatan waktu, dan bersifat baru (new)
- Nyata, yaitu berita tentang sebuah fakta yang nyata (faktual) dan terdiri dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyataan sumber berita
- Penting, yaitu menyangkut kepentingan banyak orang
- Menarik, yaitu mengundang perhatian para pembaca
Dari nilai-nilai ini, kita tahu seperti apa sebuah berita yang bagus dan menarik. Berikutnya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana membaca atau menulis berita dengan baik seperti para jurnalis. Para jurnalis di masing-masing lembaga pers harus mengikuti kode etik jurnalisme dan tata cara penulisan berita yang telah distandarisasi. Ini berguna untuk memastikan agar berita yang ditulis para jurnalis selalu menyampaikan kebenaran dan bukan untuk kepentingan suatu golongan.
Pedoman Penulisan Jurnalis
Pedoman penulisan berita oleh para jurnalis tampaknya penting juga buat kita pahami. Adapun prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Berdasarkan fakta dan kebenaran
- Bahasa yang singkat, padat, dan jelas
- Bahasa yang mudah dimengerti
- Berita berisikan 5W+1H (what, when, who, why, where, how)
- Struktur piramida terbalik (mendahulukan informasi terpenting sebelum informasi tambahan)
- Memperhatikan tanda baca
- Terhindar dari plagiarisme
Prinsip – prinsip di atas menunjukkan bagaimana sebuah berita seharusnya ditulis. Berita yang ada harus mudah dibaca orang, faktual, sarat informasi, ringkas, dan bisa dibuktikan kebenarannya. Ini penting supaya berita itu tidak hanya jadi sebatas desas-desus! Kabar burung yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya akan mengurangi nilai dari berita itu sendiri, dan hak masyarakat untuk mendapatkan info yang faktual pun akan hilang.
Susunan Penulisan Jurnalis
Nah, sekarang bagaimana caranya melakukan penulisan berita seperti jurnalis? Biasanya, berita yang ada di koran atau website berita akan mengikuti sebuah susunan tertentu. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh susunan penulisan berita:
Nah, sekarang bagaimana caranya melakukan penulisan berita seperti jurnalis? Biasanya, berita yang ada di koran atau website berita akan mengikuti sebuah susunan tertentu. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh susunan penulisan berita:
1. Judul
Bagian ini menjelaskan apa judul berita yang sedang terjadi. Secara garis besar, judul akan menyebutkan tema dari berita yang sedang terjadi dan momen tertentu apa yang sedang terjadi dalam peristiwa penting tersebut.
2. Pendahuluan
Untuk bisa menarik perhatian pembaca, pendahuluan harus bisa memberi gambaran awal peristiwa tersebut dengan singkat. Bagian ini akan memakai kata-kata tertentu yang berfungsi buat memancing pembaca supaya tetap mau membaca. Pendahuluan juga penting buat membangun gagasan awal berita tersebut yang nanti akan dibahas lebih rinci di bagian berikutnya.
3. Pembahasan Isi
Begitu pembaca sudah paham gambaran besar beritanya, di sini mereka akan memahami lebih lanjut tentang peristiwa tersebut. Bagian ini bisa menyebutkan wawancara dengan para narasumber mengenai peristiwa tersebut. Selain wawancara dengan narasumber, detail-detail lain tentang berita ini bisa dituliskan di sini untuk menjelaskan penyebab terjadinya peristiwa tersebut.
4. Penutup
Pada akhirnya, penutup berguna untuk menyimpulkan pokok permasalahan yang muncul dalam berita ini. Kesimpulan di penutup ini bisa bersifat terbuka untuk pendapat pembaca sendiri atau diisi dengan pendapat penulis berita. Karena bisa saja peristiwanya belum berakhir, maka ada kesan bahwa berita ini akan terus berlanjut.
Nah, sekarang apakah kalian sudah lebih paham dengan cara penulisan berita seperti jurnalis? Karena para jurnalis dibebani tugas untuk menyampaikan berita dengan kebenaran, maka tentu saja berita yang harus disampaikan pun harus aktual. Mulai dari prinsip jurnalisme hingga cara penulisan berita seperti jurnalis, ada banyak yang bisa kita pelajari dari semua ini. Apakah kamu tertarik juga untuk menulis seperti para jurnalis di masa mendatang?
Sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia
KiniBisa
193 thoughts on “Cara Penulisan Jurnalis”
Comments are closed.