Tidak ada yang bisa mengalahkan pengalaman setelah membaca sebuah cerpen yang bagus. Jalinan cerita yang apik, karakter yang kuat, serta gaya bahasa yang memukau adalah beberapa dari sekian daya tarik yang membuat jenis karya fiksi tersebut masih tetap digemari hingga saat ini. Kepopulerannya tidak kalah dengan novel atau novella yang memiliki halaman lebih panjang. Tetapi di balik karya yang bagus, jelas terdapat langkah-langkah pembuatan yang tidak mudah.
Cerpen adalah kependekan dari istilah “cerita pendek”. Jenis karangan ini memperoleh nama tersebut karena jumlah halamannya yang terbatas; kurang lebih memuat lima ratus sampai tiga puluh ribu kata. Akan tetapi, rupanya banyak juga yang berpendapat bahwa tidak semua cerita yang pendek bisa disebut cerpen. Nyoman Tusthi Eddy dan Bambang Sadono SY misalnya, mengungkapkan bahwa untuk bisa disebut cerpen, sebuah karya tulis harus memiliki lima kriteria: 1) hanya melukiskan kejadian atau peristiwa, 2) waktu kejadian tidak berlangsung terlalu lama, 3) tempat kejadian berlangsung di antara satu sampai tiga tempat, 4) jumlah pelaku paling banyak lima orang, dan terakhir, 5) watak pelaku tidak dijabarkan secara mendalam.
Sebab itulah, membuat cerpen sesungguhnya tidak semudah yang kita kira. Apabila kita ingin membuat sebuah karya yang bagus, mula-mula kita harus membuat perencanaan atau skema yang matang sebelum mengeksekusinya. Dan dalam konteks penceritaan, “perencanaan” inilah yang kemudian kita sebut sebagai kerangka cerpen.
Nah, pada kesempatan kali ini, Typoonline akan menyajikan langkah-langkah pembuatan kerangka cerpen. Simak terus.
Pada dasarnya, langkah-langkah pembuatan cerpen adalah:
- Penentuan Tema – penentuan tema di awal akan sangat membantu fokus cerita. Ketika kita sudah memikirkan sebuah tema, akan lebih mudah untuk menyusun kerangka cerpen yang sesuai. Ragam tema yang banyak dipilih adalah misteri, percintaan, tragedi, persahabatan, kebesaran Tuhan, dan sebagainya. Bila kita sudah menentukan tema, pastikan kita akan teguh dengan keputusan kita, sehingga kita tidak akan mengalami kesulitan dalam membuat tulisan yang terfokus.
- Penentuan Target Pembaca – penulis cerpen yang baik akan selalu ingat bahwa mereka menulis untuk para pembacanya. Dan ketika kita sudah menentukan target pembaca, kita bisa mulai menyusun kerangka cerpen dan gaya bahasa yang sesuai. Ilustrasi mudahnya, jika kita sudah menentukan bahwa cerpen kita ditujukan untuk kalangan remaja muda berusia 12-17 tahun, kita harus menghindari penggunaan bahasa yang terlalu kasar atau mendeskripsikan adegan-adegan kekerasan atau adegan seksual secara vulgar.
- Pembuatan Kerangka Cerpen – secara umum, kerangka cerpen adalah sebuah sebuah rangka kasar, sebuah rancangan yang memuat rencana yang terdiri dari segenap elemen cerita. Tanpa kerangka cerpen, bisa dipastikan suatu cerita akan berjalan tanpa arah dan berakhir menjadi rangkaian tulisan yang membingungkan dan tidak bisa dinikmati. Para penulis tersohor memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam menyusun kerangka mereka, tetapi secara garis besar, elemen-elemen yang harus dimuat dalam sebuah kerangka cerpen adalah: 1) tema, 2) watak, 3) tahap-tahap penceritaan, 4) sinopsis, dan 5) latar kejadian.
Pedoman dan Langkah Pembuatan Kerangka Cerpen
Dalam membuat sebuah cerpen, kita harus mulai memiliki pola pikir yang terstruktur. Menulis kerangka atau rancangan bisa membantu memetakan imajinasi kita menjadi sebuah untaian kisah yang runut. Anda bisa menulisnya dengan coretan tangan di kertas, atau mengetik nya dengan poin-poin seperti contoh di bawah ini:
- Tema: Kenakalan remaja – topik utama dari cerita yang akan kita buat
Tema ini diambil untuk menggambarkan tingkah sebagian kalangan di antara generasi masa kini yang mudah terjerumus ke dalam godaan pergaulan yang tidak selalu baik.
- Watak – karakterisasi, gambaran umum dari sifat para karakter
Para karakter dalam cerita ini dan garis besar watak mereka:
- Anita – anak SMA, pembangkang dan seenaknya sendiri
- Danu, kakak Anita – seorang mahasiswa, suka memanjakan, tidak berani menegur
- Ibu – seorang wanita karir, selalu sibuk
- Ayah – seorang pengacara yang jarang pulang ke rumah, sifatnya pemarah
- Tahap-Tahap Penceritaan
a. Perkenalan – bagaimana kita menggambarkan perangai, ciri fisik, dan karakterisasi para karakter
- Anita yang baru saja keluar dari kamar menampar piring sarapan yang hanya berisi tahu goreng. Dia gusar karena sedang ingin makan ayam panggang
- Danu yang sedang mengetik skripsi langsung saja memberikan uang dua ratus ribu ketika Anita meminta, tanpa bertanya untuk apa uang sebanyak itu
- Ibu yang selalu terlihat sedang menelepon dengan ponselnya baik itu di meja makan, di kamar tidur, bahkan di mobil saat mengantar anaknya bersekolah
- Ayah yang baru pulang setelah kerja di luar selama seminggu marah-marah ketika Danu berniat meminjam mobilnya untuk menjemput Anita.
b. Konflik (Pertikaian) – awal dimulainya masalah dalam cerita
Anita kebingungan. Teman-temannya mengancam untuk mengeluarkannya dari geng karena tidak mau membeli dan mencoba tablet narkoba.
c. Klimaks – puncak masalah dalam cerita
Setelah ‘mengemis’ tambahan uang kepada kakaknya, Anita membeli narkoba di sebuah bar langganan teman-temannya. Malang, saat itu juga polisi sedang mengadakan penggerebekan sehingga Anita pun ikut tertangkap.
d. Penyelesaian – resolusi dari masalah tersebut
Anita terpaksa mendekam di kantor polisi. Seluruh keluarganya datang untuk menjemputnya. Ibu menangis dan Ayah berjanji akan menjadi sosok orang tua yang lebih perhatian kepada anaknya. Begitu juga Danu yang berpikir dia tidak akan terlalu memanjakan adiknya lagi. Anita bertekad akan menjadi anak yang lebih mawas diri dalam pergaulan.
- Sinopsis – ringkasan dari seluruh cerita
Anita adalah seorang siswi kelas sepuluh di SMA Harapan Bunda. Karena kedua orang tuanya sibuk, dia lebih dekat kepada kakaknya, Danu, yang sudah bekerja sekaligus kuliah dan selalu memberikan apa saja kemauan Anita. Di sekolah, Anita berhasil bergabung dengan geng anak-anak orang kaya dan keren yang sering berpesta narkoba. Merasa ingin diterima, Anita pun merengek meminta uang kepada Danu untuk mulai membeli barang terlarang itu, tetapi pada saat itu juga, polisi yang sedang bertugas menggerebek lokasi transaksi. Anita yang tertangkap di kantor polisi dijemput seluruh keluarganya yang tersadar bahwa mereka semua telah melakukan sebuah kesalahan, dan berjanji akan memperbaiki diri.
- Latar – tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut
- tempat: rumah Anita, sekolah, bar, dan kantor polisi
- suasana: sedih, tegang, haru
- waktu: pagi sebelum berangkat sekolah, siang istirahat sekolah, sore hari, dan malam hari
Lima hal tersebut adalah elemen-elemen dasar untuk membuat kerangka cerpen yang baik. Dengan perencanaan yang matang, kita bisa membuat sebuah cerita yang koheren dan tentunya bisa dinikmati oleh segenap pembaca. Nah, sudah tidak bingung lagi dalam membuat cerita, bukan? Selamat berkarya.
218 thoughts on “Pentingnya Membuat Kerangka Cerpen”
Comments are closed.