Bagi sebagian orang, menulis bukanlah hal yang mudah. Mungkin di antara pembaca pernah mengalaminya sendiri berapa kali Anda harus mencoret atau mengganti, bahkan menulis ulang. Tanpa disadari, sebetulnya pada saat itu Anda sedang memulai mengedit naskah Anda sendiri karena merasa tulisannya belum sempurna dan masih harus diperbaiki di sana sini. Sebenarnya setiap penulis adalah juga seorang editor, terutama untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, dalam dunia editing dikenal istilah swsunting. Sebelum karyanya dikirimkan ke penerbit, penulis harus membaca terlebih dahulu sehingga dapat meminimalkan kesalahan, terutama salah tik.
Kesalahan mengetik dalam juidakseriusamlah banyak menunjukkan kecerobohan dan ketidakseriusan penulis dalam menulis karyanya. Para penulis akan merasa puas jika tulisannya sudah sempurna, baik dari segi isi, bahasa, maupun alur ceritanya. Bukan berarti pula naskah yang sudah swasunting akan langsung dan pasti diterima oleh penerbit. Masih banyak aspek lain yang harus dipertimbangkan oleh penerbit, dalam hal ini editor yang tugasnya mempertimbangkan naskah.
Peran seorang editor akan terus diperlukan selama karya tulis itu ada. Tidak ada seorang penulis pun yang hasil karyanya seratus persen benar atau sempurna meskipun sudah melakukan swasunting. Seorang penulis yang sekaligus editor pun, tetap hasil karyanya harus dibaca dan diedit terlebih dahulu oleh seorang editor. Secara profesional seorang penulis bukanlah seorang editor. Begitu juga sebaliknya, seorang editor bukanlah seorang penulis. Maksudnya secara profesional masing-masing memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Penulis harus rela naskahnya dicoret-coret oleh editor. Editor pun harus profesional memperbaiki naskah seorang penulis.
Kesalahan yang paling banyak ditemukan biasanya kesalahan ejaan, yang menyangkut tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan huruf miring, huruf tebal, dan lain-lain, bahkan belum termasuk isi materinya. Oleh karena itu, mengapa pengeditan sangat diperlukan? Tentu saja agar tulisan atau naskah menjadi lebih jelas, menarik, lebih mudah dipahami, dan lebih mudah dimaknai.
Peran editor sangat besar bagi penulis. Editor adalah rekan penulis dalam mewujudkan keinginannya dalam menerbitkan buku. Berikut beberapa peran editor di sebuah penerbit, yaitu.
- Editor membantu penulis agar karyanya layak terbit dan layak baca.
- Editor membantu penulis, terutama dalam hal kebahasaan, seperti ejaan, tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan lain-lain.
- Editor membantu penulis dalam menghasilkan karya yang berkualitas agar tulisan memiliki kohesi dan koherensi yang tepat, baik antarkalimat maupun antarparagraf. Bahkan, antarsubbab, judul, dan lain-lain.
- Editor harus dapat meluruskan gagasan yang kurang tepat dan membicarakan atau mendiskusikannya terlebih dahulu dengan penulis.
- Editor harus dapat membuat naskah yang dieditnya bersih dari kesalahan sehingga menjadi lebih sistematis, mudah dibaca, mudah dipahami, dan mudah dimaknai.
- Editor harus mampu menjembatani antara penulis dan penerbit. Jadi, mampu membedakan antara kepentingan bisnis dan kepentingan intelektual.
Dengan begitu peran editor sangat penting dalam sebuah penerbitan, bahkan tidak kalah penting dengan penulis yang memang memiliki gagasan. Editor diharapkan mampu mengembangkan dan meluruskan gagasan para penulis. Walaupun perannya yang besar sering tidak terdengar karena selalu berada di balik layar. Ketika naskah yang dieditnya masuk jajaran best seller, namanya kerap tidak ikut naik daun. Akan tetapi, jika naskah yang dieditnya salah, editorlah yang paling banyak dan disalahkan, bahkan harus dapat mempertanggungjawabkan kekeliruannya. Buku-buku bagus hasil karya para penulis, tidak akan sebagus dan seindah tulisan asliny, tanpa sentuhan tangan-tangan dingin para editor.
Peran penting editor sebenarnya tidak hanya sebatas pada aspek kebahasaan, tetapi peran lainnya yang juga takkalah pentingnya adalah masalah komunikasi. Editor yang baik tentu saja dia harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan para penulis. Menghasilkan buku yang baik dan mapu bersaing dengan buku-buku berkualitas dari penerbit lain, seorang editor harus senantiasa berdiskusi dengan para penulis dalam berbagai hal, termasuk hal-hal yang kecil sekalipun. Setiap penulis memiliki gaya penulisan yang khas. Begitu pula editor yang kadang gaya menulis seorang editor belum tentu sesuai dengan gaya penulis. Ketika menghadapi hal seperti itu, tentu saja seorang editor harus dapat bersikap bijak. Tidak perlu ia menyalahkan penulis dan memaksakan kehendak dan pendapatnya selama itu tidak mengganggu keterbacaan dan tidak menyalahi aturan kebahasaan. Permasalahan seperti itu sering sering terjadi antara penulis dan editor. Namun, editor yang baik pasti akan mampu memberikan pengertian dan pemahaman yang benar kepada penulis dengan modal kemampuan berkomunikasi yang memadai.
Peran Penting Bahasa Indonesia dalam Dunia Editologi
Bahasa Indonesia memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, menunjukan peran bahasa Indonesia tidak bisa diremehkan. Bukan hanya oleh penutur sehari-hari dalam masyarakat, juga bagi kalangan akademisi, seperti pelajar, mahasiswa,, dan pendidik, juga bagi orang-orang yang terjun langsung dalam dunia perbukuan seperti penulis, pengarang, dan editor. Kalau kita perhatikan masih banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna bahasa. Bahkan, oleh orang yang mengaku berbahasa nasional bahasa Indonesia dan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia sekalipun.
Kurangnya pemahaman terhadap pentingnya bahasa Indonesia bagi para editor, terbukti dari masih banyaknya penerbit yang merasa tidak memerlukan editor dalam mengeksekusi sebuah naskah sebelum naskah mentah dari penulis itu siap diterbitkan. Banyak penerbit yang masih mengandalkan pengeditan tersebut sepenuhnya kepada penulis. Padahal, tidak semua penulis mengerti dan paham betul dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Alasan mereka tidak mau menggunakan jasa editor karena dianggap pemborosan. Padahal, salah satu kualitas sebuah penerbit dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkannya. Salah satunya yaitu, konten dan bahasanya. Penggunaan bahasa pada buku itu akan menentukan siapa sasaran pembacanya. Pembaca kelas menengah ke atas, kaum terpelajar, dan para akademisi biasanya jauh lebih besar perhatiannya terhadap kualitas bahasa pada buku yang dibacanya.
Sumber:
Eli Syarifah Aeni, M.Hum. (2016). Edit-Linguistik Mahir menyunting Naskah. Bandung:Media Cendekia Muslim.
370 thoughts on “Peran Editor dan Bahasa Indonesia”
Comments are closed.