Novel adalah suatu karya sastra yang banyak digemari di Indonesia. Karangan bebas ini bisa terdiri dari puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan halaman. Novel bisa merupakan karangan fiktif (imajinasi) maupun nonfiktif (berdasarkan kisah nyata). Akan tetapi, apa pun bentuknya, sebuah novel tetap mampu menyihir para pembacanya menuju dunia di dalam tulisan seorang penulis. Mengapa karangan tersebut bisa begitu menarik? Hal ini tak lepas dari peran unsur intrinsik novel. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam sebuah karangan. Begitu pentingnya unsur tersebut sehingga pada artikel kali ini akan dibahas mengenai unsur intrinsik novel.
Sebuah novel dan hanya dibangun oleh unsur intrinsik, tetapi juga unsur ekstrinsik. Akan tetapi, artikel kali ini hanya akan menekankan pada unsur intrinsik novel. Ada tujuh unsur utama yang membangun sebuah cerita dalam novel, yaitu:
-
Tokoh
Mengapa tokoh menempati urutan pertama? Berbeda dengan artikel lain, di artikel ini saya menempatkan tokoh pada urutan pertama. Hal ini karena sesungguhnya tokoh memegang perang paling penting dalam sebuah cerita. Pembaca yang tak menyukai tema akan terus membaca apabila ia telah jatuh cinta pada tokoh dalam cerita.
Pembangunan karakter tokoh harus dibuat semenarik mungkin. Pembangunan karakter dapat dilakukan secara langsung (melalui deskripsi narasi oleh penulis) atau secara tidak langsung (melalui tindakan dan dialog antartokoh). Tokoh dalam cerita juga bisa dibedakan menjadi tokoh protagonis (tokoh utama) maupun antagonis (tokoh pendukung atau yang biasanya melawan karakter tokoh utama dalam cerita).
-
Tema
Unsur intrinsik novel yang penting setelah tokoh adalah tema. Perlu diperhatikan bahwa tema berbeda dengan judul. Di dalam novel, tema merupakan gagasan atau masalah utama yang dibahas dan berusaha diselesaikan di samping masalah penunjang lainnya. Jadi, tema bisa mencakup isi cerita secara keseluruhan.
-
Alur
Sebuah novel yang terdiri dari rangkaian adegan akan terasa terputus-putus dan membingungkan tanpa alur yang baik. Alur adalah kemampuan merangkai jalannya peristiwa dari awal sampai akhir. Alur dibagi menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
Sesuai namanya, alur maju menggambarkan peristiwa yang urut dari masa lampau ke masa kini. Alur mundur atau flashback merupakan kilas balik dari peristiwa di masa kini ke masa lampau. Sementara itu, alur campuran menyajikan rangkaian peristiwa yang tidak teratur, bisa maju ke masa kini atau mundur ke masa lampau. Pemilihan alur terserah keinginan penulis. Selama rangkaian peristiwa jelas, maka alur campuran pun tidak akan terasa membingungkan.
-
Latar belakang
Sesuai namanya, latar belakang adalah apa yang melatari suatu peristiwa. Dalam setiap peristiwa di novel, ada tiga latar yang mendasarinya. Ada latar tempat, waktu, dan suasana.
Latar tempat adalah di mana peristiwa tersebut berlangsung (misal di hutan, di rumah, dan di jalan raya). Latar waktu adalah kapan peristiwa tersebut terjadi (misal sore hari, sebelum berangkat bekerja, dan saat makan siang). Sementara itu, latar suasana adalah kondisi psikologis atau perasaan yang tercipta pada saat peristiwa berlangsung (misal suasana pertengkaran yang menegangkan, pertemuan yang mengharukan, dan perpisahan yang menyedihkan). Sebuah latar dalam unsur intrinsik novel mampu memperjelas dan mempertajam perasaan pembaca sehingga larut dalam cerita.
-
Sudut pandang
Cara pandang penulis dalam suatu cerita terbagi menjadi tiga. Ada sudut pandang orang pertama pelaku utama, orang pertama pelaku sampingan, dan orang ketiga. Ketiga sudut pandang ini memiliki karakteristik tersendiri.
Sudut pandang orang pertama yaitu apabila penulis ikut masuk menjadi tokoh dalam cerita. Biasanya penggambaran cerita menggunakan kata aku atau saya. Sudut pandang orang pertama terdiri dari pelaku utama dan pelaku sampingan. Pelaku utama apabila penulis merupakan tokoh utama sedangkan pelaku sampingan apabila penulis hanya tokoh pendukung yang menceritakan tokoh utama. Dalam hal ini penulis mungkin adalah teman dari tokoh utama.
Sudut pandang orang ketiga yaitu apabila penulis tidak ikut masuk menjadi bagian dalam cerita. Penulis adalah orang di luar cerita yang bertindak sebagai narator. Penggambaran peristiwa biasanya menggunakan nama tokoh atau kata dia, mereka, dan banyak lagi.
-
Amanat
Apalah artinya sebuah kisah tanpa amanat atau pesan moral bagi para pembacanya. Sebuah novel harus memiliki pelajaran yang bisa dipetik di dalamnya. Misalnya Malin Kundang memiliki amanat agar kita tidak durhaka pada orang tua. Amanat bisa diberikan secara tersurat melalui tulisan atau secara tersirat melalui kesimpulan pembaca sendiri setelah mereka menamatkan novel tersebut.
-
Gaya bahasa
Unsur intrinsik novel yang terakhir adalah gaya bahasa. Sebagian orang berpendapat bahwa gaya bahasa bukan sesuatu yang penting. Namun, sebagian lagi berpendapat bahwa ini merupakan salah satu unsur intrinsic novel yang tak kalah penting dari tema. Bayangkan, cerita dengan tema yang klise bisa menjadi begitu indah apabila dibalut dengan kata-kata yang indah.
Gaya bahasa dibentuk melalui diksi dan majas. Seorang penulis novel harus ahli dalam dua topik tersebut. Oleh karena itu, majas dan aplikasinya telah dibahas dalam artikel sebelumnya.
Ketujuh unsur intrinsik novel tersebut mampu membentuk sebuah karangan yang utuh dan menarik. Oleh karena itu, setiap penulis hendaknya mencurahkan perhatian lebih pada tujuh unsur tersebut sebelum mulai menulis cerita. Memang tidak semua orang terbiasa menulis dengan kerangka. Hal itu pun bukan sebuah kewajiban karena tak ada aturan yang sungguh baku dalam sebuah novel. Akan tetapi, bila seorang penulis ingin menarik lebih banyak pembaca, hendaknya ia menguasai tujuh unsur intrinsik novel tersebut.
381 thoughts on “Unsur Intrinsik Novel yang Perlu di Ketahui”
Comments are closed.