Masih merasa kesulitan untuk menentukan tanda baca untuk diletakkan setelah kalimat? Penyebabnya bisa jadi karena kita belum sepenuhnya mengetahui jenis-jenis kalimat. Seperti yang telah kita ketahui, tanda baca memegang peranan yang sangat besar untuk menentukan maksud dan intonasi dari sebuah kalimat. Sebab itu, peletakannya tidak bisa sembarangan. Dan cara terbaik untuk mengetahui peletakan yang cermat dan tepat adalah dengan berkenalan dengan semua jenis kalimat, karena seperti halnya mendengar seseorang berbicara, dari mana lagi kita akan mengetahui maksud si penutur jika bukan melalui intonasinya?
Jenis-jenis kalimat memang sangat beragam. Kita telah membahas jenis-jenis kalimat berdasarkan strukturnya, dan sekarang kita menginjak pembahasan selanjutnya yaitu jenis kalimat berdasarkan retorika (penyajian)-nya dan berdasarkan fungsinya. Mari, kita simak!
Jenis Kalimat Berdasarkan Retorikanya
Yang dimaksud dengan “retorika” adalah gaya penyajian. Tergantung konteks dan kebutuhan, sebuah narasi bisa saja mempersyaratkan kalimat-kalimatnya agar memiliki struktur yang beragam untuk memuaskan kenyamanan atau malah memperkaya pengalaman para pembaca. Dan dilihat dari aspek ini, sebenarnya ada tiga macam penyajian kalimat:
- Kalimat yang Melepas
Kalimat yang melepas bisa dibilang adalah jenis kalimat yang terdiri dua unsur yang induk kalimatnya berada di depan, diikuti oleh anak kalimatnya. Jadi, anak kalimat seolah menjadi suatu penjelas bagi klausa sebelumnya. Perhatikan saja contoh-contoh berikut:
Ibu akan mengajak Tania ke taman ria karena Tania mendapatkan nilai yang tinggi dalam ujiannya.
Indonesia sudah lama sengsara di bawah penjajahan Belanda sebelum akhirnya jatuh ke tangan Jepang.
Kau bisa menyusul kakak perempuanmu ke Amerika sana asalkan kau rajin belajar.
- Kalimat yang Klimaks
Sering disebut kebalikan dari kalimat yang melepas, kalimat yang klimaks adalah jenis kalimat yang justru diawali oleh anak kalimatnya. Gunanya? Bisa saja untuk memberikan ketegangan atau memancing keingintahuan agar pembaca meneruskan bacaannya. Biasanya, jenis kalimat yang klimaks menempatkan koma sebelum masuk ke induk kalimat. Contoh kalimat yang klimaks adalah:
Karena parasnya lugu, tidak ada yang menduga gadis itu bisa menipu korbannya hingga tujuh puluh milyar.
Walaupun hidup mereka serba berkekurangan, curhatan keluarga Milea di media sosial selalu dihiasi foto barang-barang mewah.
Bahwa Nenek Mirdad sudah tidak tampak batang hidungnya selama tujuh hari, para penduduk desa itu sudah lama tahu.
Kalau dia belajar dengan giat, Bapak mau membelikan nya ponsel baru.
- Kalimat yang Berimbang
Apabila suatu kalimat disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, maka gaya penyajian kalimat tersebut sudah dapat dimasukkan kategori kalimat yang berimbang. Struktur yang sejajar dan bersimetri adalah aspek yang sangat diperhatikan dalam jenis kalimat. Perhatikan banyaknya ragam kata sambung (konjungsi) dalam susunan kalimatya. Contoh-contohnya dalam bentuk kalimat adalah:
Kakek dan Nenek di surga akan berduka apabila mereka tahu ada keturunannya yang berulah.
Ketika iklan kontroversial itu mengudara, para aktrisnya sudah lupa akan adegan itu, dan para penata kameranya pun sudah di sibuk kan oleh proyek-proyek lain.
Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya
Lain lagi jika harus dipetakan berdasarkan fungsinya, maka jenis kalimat terbagi menjadi empat, seperti yang akan kita bahasa di bawah ini.
- Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Jenis kalimat pernyataan bisa digunakan jika si penutur bermaksud menyatakan sesuatu secara lengkap dalam rupa informasi yang bersifat pasti kepada lawan bicara atau pembicaranya. Paling umum, kalimat pernyataan ini diakhiri dengan tanda titik. Seperti contoh:
Menteri perdagangan mengumumkan bahwa harga bawang mulai naik terhitung awal bulan November tahun ini.
Hutang mantan bupati mencapai tujuh ratus juta lebih.
Perusahaan jamu Ayu Mantep sudah pailit.
- Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Jenis kalimat interogatif memiliki bentuk sebuah pertanyaan, dan digunakan jika si penutur berniat memperoleh informasi atau jawaban yang diharapkan kepada lawan bicaranya. Penggunaannya jelas memerlukan unsur kata tanya, dan diakhiri dengan tanda tanya (?) pula. Contohnya:
Mengapa langit berwarna biru di siang hari?
Kapan Perang Badar terjadi?
Apa yang menyebabkan orang itu berteriak-teriak dari puncak tiang listrik?
Di mana letak sekolah barumu, Min?
Bagaimana cara membuat kue apel yang enak?
- Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat imperatif lazimdigunakan ketika si pembicara ingin menyuruh, meminta tolong, atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Jenis kalimat ini biasa menggunakan tanda seru, tetapi bisa juga menggunakan titik atau bahkan elipsis, tergantung konteks pilihan diksinya. Agar lebih jelas, simak contoh berikut:
Tin, tolong rebus air untuk kaki nenekmu!
Ambilkan rokok!
Nak, jangan lupa beribadah …
Bagilah hartamu dengan sesama apabila kau sedang merasa mampu.
Letakkan buku kalian di meja.
- Kalimat Seruan
Jenis kalimat ini digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat, atau keterkejutan. Contohnya dalam wujud kalimat adalah:
Aduh, tampannya anak ini!
Wah, lihat apa yang dia lakukan!
Astaga!
Gila, kukira siapa yang mengetuk pintu tadi!
Dasar rakus!
Nah, sudah jelas bukan? Dengan mengetahui cara penyajian dan fungsi dari sebuah kalimat, kita akan lebih mudah mengenali dan mengetahui cara penulisan yang tepat untuk jenis kalimat tertentu. Semoga paparan kami kali ini bisa membantu kita untuk terus membuat karya tulis yang baik dan benar. Terus berkarya bersama Typoonline.
174 thoughts on “Beberapa Jenis Kalimat yang Perlu Kamu Ketahui”
Comments are closed.