Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional negara Indonesia telah mengalami berbagai transformasi. Salah satunya adalah perubahan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Tahukah kamu bahwa ejaan yang berlaku sekarang bukan lagi Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD?
Ya, ejaan yang kita pakai saat ini adalah Ejaan Bahasa Indonesia atau EBI. Penasaran bagaimana perbedaannya dengan ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
## Sekilas Tentang Sejarah Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia
### Ejaan Van Ophuijsen
Sistem ejaan ini lebih dikenal dengan sistem ejaan lama. Pencetusnya adalah Prof. Charles van Ophuijsen dengan dibantu beberapa pribumi seperti Engku Nawawi dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Karena diciptakan oleh orang Belanda, ejaannya pun mengikuti ejaan dengan tuturan dalam bahasa Belanda.
Misalnya,
- Penggunaan ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti jang yang dibaca ‘yang’, dan lain.
- Penggunaan ‘oe’ untuk mempresentasikan bunyi ‘u’, seperti kata goeroe yang dibaca ‘guru’, dan lain-lain.
- Penggunaan tanda petik atas untuk bunyi hamzah, seperti kata ma’moer yang dibaca makmur, dan lain sebagainya.
Ejaan ini berlaku dari tahun 1901 hingga akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik yang disahkan pada 17 Maret 1947.
### Ejaan Republik
Ada beberapa perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi yang berlaku mulai 1947 ini. Antara lain penggantian huruf ‘oe’ untuk bunyi ‘u’, penggantian petik atas dengan huruf ‘k’ untuk bunyi hamzah, dan bolehnya menuliskan kata ulang dengan angka dua, misalnya anak-anak ditulis anak2.
Ciri khas lainnya adalah penggunaan huruf ‘dj’ untuk bunyi ‘j’, ‘tj’ untuk bunyi ‘c’, dan lain sebagainya.
### Ejaan Melayu-Indonesia
Ejaan Melayu-Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Ejaan Melindo ini adalah hasil penyatuan ejaan latin sebagai bentuk persahabatan Indonesia dan Malaysia yang dibuat pada 1959. Ciri khasnya adalah penggantian huruf ‘tj’ dengan huruf ‘c’ untuk bunyi ‘c’ seperti dalam kata tjinta yang menjadi cinta, dan penggunaan huruf ‘nc’ menggantikan ‘nj’ untuk bunyi ‘ny’, seperti dalam kata njonja yang menjadi nconca.
Namun, ejaan ini tidak pernah diterapkan di Indonesia. Sebagai gantinya, Ejaan Republik masih berlaku hingga 1972.
### Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan dari Ejaan Republik. Sistem ini berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Sistem ini pernah mengalami dua kali revisi pada tahun 1987 dan 2009.
Hal-hal yang diatur dalam EYD antara lain penulisan huruf, kata, tanda baca, akronim, angka dan lambang bilangan, serta unsur serapan. Dengan diberlakukannya ejaan ini, kita tidak lagi menemui huruf ‘tj’, ‘nj’, ‘ch’, ‘sj’ dan ‘nj’ yang sebelumnya diterapkan pada Ejaan Republik.
Ejaan ini tidak lagi berlaku dengan disahkannya Ejaan Bahasa Indonesia atau EBI pada tahun 2015.
## Ejaan Bahasa Indonesia, Perbedaannya dengan EYD
Ejaan Bahasa Indonesia atau EBI adalah ejaan terbaru dalam bahasa Indonesia yang disahkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Secara umum, tidak ada perubahan yang terlalu signifikan dengan EYD. Namun, ada beberapa perbedaan yang perlu kita ketahui, antara lain:
### 1. Penambahkan Vokal Diftong ei
Sebelumnya, kita hanya mengenal tiga vokal diftong dalam bahasa Indonesia, yaitu ai, au, dan oi. Tetapi dengan diberlakukannya EBI, vokal diftong dalam bahasa Indonesia bertambah satu, yakni ei. Misalnya adalah survei dan geiser.
### 2. Dihapuskannya Fungsi Huruf Tebal untuk Menuliskan Lema atau Sublema dalam Kamus
Pada EYD, ketika kita menuliskan lema atau kata/frasa masukan di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri, kita harus menuliskannya dengan huruf tebal. Tetapi dengan diberlakukannya EBI, fungsi tersebut dihapuskan.
Kini fungsi huruf tebal menurut Ejaan Bahasa Indonesia hanya ada dua, yaitu 1) menuliskan judul buku, bab, atau semacamnya; dan 2) mengkhususkan huruf.
Nah, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang ejaan yang berlaku di Indonesia. Ingin berkenalan lebih lanjut dengan EBI, segera unduh Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di situs resminya berikut infi.