Tanda baca adalah salah satu unsur penting dalam kalimat. Pada artikel sebelumnya yang membahas mengenai kalimat efektif, dikatakan bahwa penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar diperlukan untuk membentuk kalimat efektif. Akan tetapi, masih ada banyak kesalahan umum penggunaan tanda baca dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang meremehkan hal tersebut. Padahal kesalahan umum penggunaan tanda baca tersebut bisa berakibat fatal.
Dalam suatu kalimat, tanda baca memberikan arahan intonasi maupun penggalan yang tepat. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan tersebut, dapat berakibat kesalahpahaman. Pembaca atau lawan bicara bisa tidak mengerti maksud kita. Bahkan lebih fatal apabila pembaca salah mengartikan maksud sebuah kalimat menjadi maksud lain yang bertentangan. Oleh karena itu, artikel kali ini akan membahas mengenai kesalahan umum tanda baca untuk menghindari hal yang tak diinginkan tersebut.
Tanda baca merupakan suatu hal yang sudah sangat akrab di telinga kita. Sejak di sekolah dasar kita telah mempelajarinya. Hingga ke bangku perguruan tinggi, hal tersebut masih sangat akrab di telinga. Tanda baca sesungguhnya ada banyak sekali. Beberapa yang sering kita jumpai, yaitu titik (.), koma (,), titik dua (:), titik koma (;), petik (“…”), petik tunggal (‘…’), dan masih banyak lagi.
Artikel kali ini akan membahas mengenai kesalahan umum penggunaan tanda baca yang umum, yaitu keenam tanda baca di atas. Sebenarnya bagaimana penggunaan tanda baca tersebut? Lalu yang terpenting, apa kesalahan yang kerap terjadi dalam penggunaannya? Simak pembahasan di bawah ini dengan seksama.
Tanda titik (.)
Tanda titik banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Penggunaan setelah angka atau huruf pada sebuah daftar. Akan tetapi, tidak digunakan pada angka atau huruf yang lebih dari satu, seperti pada subbab.
Contoh benar:
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
Contoh salah:
1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan Masalah
- Penggunaan pada bilangan yang menyatakan ribuan atau kelipatan ribuan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan tanda titik pada kondisi ini berlaku hanya untuk menyatakan jumlah.
Contoh benar:
Penjelasan mengenai anatomi otak manusia bisa kamu baca di buku karangan Netter halaman 1255.
Contoh salah:
Penjelasan mengenai anatomi otak manusia bisa kamu baca di buku karangan Netter halaman 1.255.
Tanda koma (,)
Tanda koma banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Pemisah unsur rincian dalam kalimat. Pada rincian terakhir yang biasanya diikuti kata hubung, sebelumnya tetap diberi tanda koma.
Contoh benar:
Aku hanya membawa buku, tas, dan pensil.
Contoh salah:
Aku hanya membawa buku, tas dan pensil.
- Pemisah antara anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Hal ini tidak berlaku bila induk kalimat yang mendahului anak kalimat.
Contoh benar:
Karena diejek oleh teman-temannya, adik tidak mau sekolah lagi.
Contoh salah:
Adik tidak mau sekolah lagi, karena diejek oleh teman-temannya.
- Penggunaan mengikuti kata hubung. Tanda koma terletak sebelum kata hubung yang terletak di tengah kalimat dan setelah kata hubung yang terletak di akhir kalimat.
Contoh benar:
Dia sangat pandai bergaul di luar, tetapi sangat diam jika di dalam rumah.
Contoh salah:
Dia sangat pandai bergaul di luar tetapi, sangat diam jika di dalam rumah.
Tanda titik dua (:)
Tanda titik dua banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Pemisah antara jilid dan halaman buku, surah dan ayat dalam kitab suci, serta judul dan subjudul suatu karangan.
Contoh benar:
Tata Laksana Diabetes Mellitus: Diagnosis, Terapi, dan Upaya Pencegahan
Contoh salah:
Tata Laksana Diabetes Mellitus – Diagnosis, Terapi, dan Upaya Pencegahan
Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Pemisah unsur rincian apabila dalam kalimat tersebut juga telah digunakan tanda koma. Apabila tidak ada tanda koma sebelumnya, meskipun tidak salah, namun lebih disarankan untuk mendahulukan penggunaan tanda koma.
Contoh benar:
Susunan acara jalan sehat hari ini adalah pembukaan oleh ketua RW, ketua RT, dan ketua panitia; senam; jalan sehat; serta pembagian konsumsi, pin, dan doorpize.
Contoh salah:
Susunan acara jalan sehat hari ini adalah pembukaan oleh ketua RW, ketua RT, dan ketua panitia, senam, jalan sehat, serta pembagian konsumsi, pin, dan doorpize.
Tanda petik (“…”)
Tanda petik sering digantikan oleh tanda petik tunggal maupun huruf yang di miringkan. Tanda petik banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Penggunaan untuk mengapit judul sebuah buku, film, lagu, dan lain-lain.
Contoh benar:
Budiman tidak bisa tidur malam itu setelah ia membaca “Misteri Pembunuhan di Usaha Tando”.
Contoh salah:
Budiman tidak bisa tidur malam itu setelah ia membaca ‘Misteri Pembunuhan di Usaha Tando’.
- Penggunaan untuk mengapit istilah tertentu.
Contoh benar:
Sel punca adalah sel yang masih memiliki kemampuan “totipotensi”.
Contoh salah:
Sel punca adalah sel yang masih memiliki kemampuan totipotensi.
Tanda petik tunggal (‘…’)
Seperti sebelumnya, tanda baca ini juga sering digantikan oleh tanda petik maupun huruf yang dimiringkan. Tanda petik tunggal banyak disalahkan penggunaannya pada kondisi berikut:
- Penggunaan pada petikan yang berada di dalam petikan.
Contoh benar:
“Eh, tahukah kau dari mana suara teriakan ‘aduh’ barusan berasal?”
Contoh salah:
“Eh, tahukah kau dari mana suara teriakan “aduh” barusan berasal?”
- Penggunaan untuk mengapit penjelasan dari suatu hal.
Contoh benar:
Makanan yang di asap merupakan salah satu zat karsinogenik, yaitu ‘zat yang memicu kanker’.
Contoh salah:
Makanan yang di asap merupakan salah satu zat karsinogenik, yaitu “zat yang memicu kanker”.
Itulah kesalahan umum penggunaan tanda baca dalam kehidupan sehari-sehari. Sebenarnya masih banyak kesalahan dari tanda baca lain, namun tidak dibahas dalam artikel ini. Mungkin di lain kesempatan kita dapat membahasnya bersama. Semoga artikel mengenai kesalahan umum penggunaan tanda baca ini dapat diaplikasikan dalam tulisan-tulisan kita selanjutnya.
288 thoughts on “Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Baca”
Comments are closed.