Unsur kebahasaan merupakan bagian yang penting dalam sebuah bacaan atau karangan. Pernahkah kamu mengidentifikasi unsur kebahasaan sebuah teks biografi? Bagi kamu yang sudah pernah dan sudah mengetahui caranya pasti terasa mudah, namun bagi kamu yang belum pernah mengidentifikasi pasti akan terasa sedikit sulit.
Eits..jangan khawatir, kali ini kita akan bahas bersama-sama tentang bagaimana mengidentifikasi unsur kebahasaan teks biografi. Sebelumnya, berikut ada contoh biografi seorang tokoh pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara yang selanjutnya akan kita identifikasi unsur kebahasaannya.
Ki Hajar Dewantara, Sosok Inspirasi Pendidikan Indonesia
Nama kecil Ki Hajar Dewantara yakni Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Berasal dari kalangan keluarga Kraton. Ada yang unik, ketika usianya menginjak 40 tahun, beliau mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara, tujuan dari penggantian tersebut, agar beliau bisa berbaur dengan kalangan masyarakat pada umumnya.
Di pendidikannya, beliau menamatkan sekolah dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (sekolah Dokter Bumiputera), beliau tidak sampai menamatkan sekolahnya karena sakit. Kemudian menginjak dewasa beliau bekerja sebagai wartawan di beberapa media surat kabar, di antaranya Sedyotomo, Midden Java, De Express, Kaoem Moeda dan sebagainya.
Selain aktif dalam dunia kewartawanan dan tulis menulis, beliau juga aktif di beberapa organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau aktif sebagai propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Beliau sering menyuarakan perihal pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.
Semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara semakin menggebu dalam bentuk perjuangannya hingga pada bulan Nopember 1913 beliau membentuk Komite Boemipoetra hingga melancarkan kritikan terhadap pemerintahan belanda yang ingin merayakan 100 tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya.
Kepribadian dan perjuangannya dalam dunia pendidikan tidak disangsikan lagi mengingat beliau merupakan pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Sepak terjangnya di dunia pendidikan menjadikannya Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama, hingga tanggal lahirnya, yakni 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Setelah selesai membaca biografi di atas apa yang kamu pikirkan? Dalam bacaan tersebut, pasti ada unsur kebahasaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kata Hubung
Kata hubung atau kata sambung sering juga dikenal dengan nama konjungsi, yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antarsatu kata dengan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain.
Ada dua jenis kata hubung, yakni kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Kata hubung intrakalimat adalah kata hubung yang berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat. Misalnya : dan, tetapi, lalu, kemudian, dsb.
Selanjutnya, kata hubung antarkalimat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Misalnya : akan tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu, dsb.
Pada contoh di atas, kata hubung yang digunakan adalah antara lain, dan sebagai kata hubung intrakalimat, meskipun demikian dan, akan tetapi juga sebagai kata hubung antarkalimat. Kata hubung kemudian dapat berfungsi sebagai kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Hal itu bisa kamu lihat pada contoh berikut :
a. Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke Tanah Air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
b. Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya
c. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
d. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).
Kata hubung dan pada contoh a bermakna hubungan “penambahan”, akan tetapi pada contoh b bermakna “pertentangan”, pada contoh c bermakna “pertentangan”, dan pada contoh d bermakna “kelanjutan”. Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi dapat dikelompokkan menjadi :
– Kata Hubung Koordinatif, misalnya : dan
– Kata Hubung Korelatif, misalnya : tetapi juga
– Kata Hubung Subordinatif, misalnya : setelah, sehingga, karena, agar
2. Merujuk Kata
Di dalam teks biografi di atas terdapat bagian kata atau kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya, contohnya sebagai berikut :
a. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Contoh kalimat di atas memperlihatkan -nya pada kata negaranya, -nya merujuk pada Ki Hajar Dewantara.
b. Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
c. Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memproleh Europeesche Akte.
d. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
e. Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
3. Kata Kerja
Pada teks biografi di atas terdapat penggunaan kata kerja (verbal) yang menyatakan tindakan, misalnya kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).
4. Waktu, Aktivitas, dan Tempat
Pada teks biografi di atas ada kata-kata yang menunjukan urutan waktu, aktivitas dan tempat. Dikarenakan tulisan biografi dipastikan ada keterangan waktu, tempat dan aktivitas tokoh tersebut yang bersangkutan.
Demikianlah beberapa unsur kebahasaan teks biografi. Bagaimana? Semoga membantu kamu lebih memahami tentang unsur teks kebahasaan teks biografi ya.
2,012 thoughts on “Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan Teks Biografi”
Comments are closed.