Bahasa Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup panjang hingga akhirnya menjadi bahasa yang kita kenal sekarang ini. Menurut sejarah, bahasa Melayu yang merupakan akar dari bahasa nasional kita ini mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.
Karena telah lama menjadi lingua franca atau bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi antaretnis yang ada di Indonesia, akhirnya pada 28 Oktober 1928, dikukuhkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia melalui sumpah pemuda.
Tahukah kamu, bahwa dalam perkembangan ilmu bahasa Indonesia, ada banyak tokoh yang sangat berjasa? Di antaranya adalah 5 tokoh yang akan diperkenalkan berikut ini.
Charles Adrian van Ophuysen
Siapa yang tidak mengenal ejaan lama atau ejaan van Ophuysen yang pernah berlaku pada zaman dahulu?
Ch. A. van Ophuysen adalah seorang Belanda yang lahir di Solok Sumatera Barat pada 1856 dan meninggal di Leiden pada tahun 1917. Bersama dua orang tokoh pribumi, yakni Engku Nawawi dan Moehammad Taib Sutan Ibrahim, ia menyusun ejaan van Ophuysen yang menggantikan ejaan bahasa Melayu pada tahun 1896.
Jasanya tidak hanya terbatas pada pemberlakuan ejaan bahasa Indonesia saja, ia juga terkenal atas pembagian kelas kata yang didasarkan pada makna kata dan fungsinya dalam kalimat. Kelas kata itu antara lain:
– zelfstandige naamwoorden (nomina substantiva)
– bijvoegelijke naamwoorden (nomina adjektiva)
– voornaamwoorden (pronomina)
– telwoorden (numeralia)
– lidwoorden (artikel)
– werkwoorden (verba)
– bijwoorden (adverbia)
– voegwoorden (konjungsi)
– voorzetsels (preposisi), dan
– tusschenwerpsels (interjeksi)
Gorys Keraf
Gorys Keraf adalah seorang ahli bahasa kenamaan yang lahir di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Lembata, 17 November 1936. Selain dikenal sebagai ahli bahasa, Gorys Keraf juga dikenal sebagai tokoh Katolik Indonesia.
Namanya cukup dikenal di kalangan pembelajar linguistik bahasa Indonesia karena kontribusinya yang besar dalam perkembangan ilmu bahasa Indonesia. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain:
– Linguistik Bandingan Historis (1958)
– Tata Bahasa Indonesia (1970)
– Komposisi (1971; 1980)
– Diksi dan Gaya Bahasa (1981)
– Eksposisi dan Deskripsi (1981)
– Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah (1991)
– Linguistik Bandingan Tipologis (1990)
– Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum (1992)
Beliau merupakan lulusan Fakultas Sastra UI, jurusan Sastra Indonesia dengan kejuruan Linguistik. Pada tahun 1978, beliau meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “Morfologi Dialek Lamalera”. Sejak tahun 1963, Gorys Keraf menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra UI. Ia meninggal pada usia 61 tahun pada tanggal 30 Agustus 1997.
Koewatin Sasrasoeganda
Sasrasoeganda atau lebih tepatnya Raden Sasrasoeganda merupakan tokoh penting dalam dunia perkamusan di Indonesia. Tokoh ini adalah orang pribumi pertama yang menulis tata bahasa Mealyu dalam bahasa Melayu dalam tradisi Yunani-Latin-Belanda. Karyanya yang terkenal adalah “Kitab jang Menjatakan Djalan Bahasa Melajoe”, yang menjadi pedoman pengajaran bahasa Melayu di Indonesia pada zamannya.
Ia memperkenalkan konsepsi pembagian kelas kata dalam bahasa Melayu, yaitu:
– Perkataan pekerjaan
– Perkataan nama benda
– Perkataan nama sifat
– Perkataan bilangan
– Perkataan pengganti nama
– Perkataan tambahan
– Perkataan pengantar
– Perkataan penghubung
– Perkataan penyeru
Gagasan-gagasannya itu berasal dari tokoh Linguistik Belanda yang bernama Gerth van Wijk. Karena jasanya yang sangat besar, meskipun Sasrasoeganda berkarya pada awal tahun 1900an, tetapi namanya masih diabadikan sebagai salah satu penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.
A. M. Moeliono
Anton M. Moeliono adalah seorang ahli bahasa Indonesia yang lahir di Bandung pada 21 Februari 1929. Ia merupakan seorang tamatan Fakultas Sastra UI yang lulus pada tahun 1958. Pada tahun 1965, ia mendapatkan gelar master di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Selain di AS, beliau juga pernah mengikuti program pascasarjana di Universitas Leiden pada tahun 1971 hingga 1972.
Sebagai seorang tokoh besar dalam bahasa Indonesia, beliau cukup produktif dengan menghasilkan tidak kurang dari 56 judul buku baik dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Prancis, maupun bahasa Jerman.
Selain itu, beliau juga mendapatkan 3 penghargaan bergengsi atas jasanya yang tidak kecil, antara lain Bintang Ksatria Ordo Gregorius Magnus Agung dari Vatikan (1993), Gelar Doktor Honoris Causa Ilmu Sastra dari Universitas Melbourne (1995), dan Bintang Ksatria Perwira Ordo Oranje-Nassau dari Kerajaan Belanda (1996).
Harimurti Kridalaksana
Para pembelajar linguistik bahasa Indonesia pada saat ini pasti tidak asing dengan nama Harimurti Kridalaksana. Ya, beliau adalah ahli bahasa yang bukunya banyak dijadikan landasan teori berbagai macam penelitian bahasa.
Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara lahir di Semarang pada 23 Desember 1939. Hingga usianya yang ke-77 tahun ini, beliau merupakan salah satu guru besar di Universitas Indonesia. Buku yang ditulisnya tidak kurang dari 20 judul, antara lain Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (1989), Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (1974), dan masih banyak lagi.
W. J. S. Poerwadarminta
J. S. Poerwadarminta atau Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta adalah seorang tokoh yang sangat terkenal dalam dunia perkamusan Indonesia. Ia dilahirkan di Yogyakarta pada 12 September 1904 dan meninggal di kota kelahirannya tersebut pada 28 November 1968. Selain menulis kamus bahasa Indonesia, Jawa, dan Kawi, beliau juga dikenal sebagai seorang sastrawan, meskipun karya sastra yang ditulisnya tidak cukup banyak. Berikut adalah karya yang pernah ditulisnya semasa hidupnya.
– Bausastra Jawa (1930)
– Mardi Kawi (1930)
– Kawi Djarwa (1931)
– Baoesastra Indonesia-Jawi
– Puntja Bahasa Nippon
– Kamus Harian Jepang-Indonesia
– Kamus Umum Bahasa Indonesia (1954)
– Kamus Bahasa Latin
Selain itu, ia juga menulis karya sastra berupa novel, puisi, drama, dan prosa. Karyanya yang paling terkenal adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia atau KUBI yang dijadikan sebagai acuan kamus standar bahasa Indonesia sampai akhirnya terbitlah Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa.
Itulah 6 tokoh yang jasanya sangat besar bagi perkembangan ilmu bahasa Indonesia. Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan, masih ada banyak lagi ahli bahasa yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar seperti S. Takdir Alisjahbana, St. Moehammad Zain, Madong Lubis, dan masih banyak lagi.
Adakah tokoh lain yang kamu kenal? Ayo bagikan di kolom komentar.
230 thoughts on “6 Tokoh yang Berjasa dalam Perkembangan Ilmu Bahasa Indonesia”
Comments are closed.