Jika kita seorang penulis, tentu menyunting sebuah karangan atau tulisan sydah sering kita lakukan sebelum karangan atau tulisan kita benar-benar diterbitkan. Nah, bagi kamu yang masih dalam tahap belajar menulis, sudah kah kamu mengusai bagaimana teknik menyunting karangan dengan baik. Jika belum, simak yuk ulasan tentang menyunting karangan, mulai dari pengertian hingga bagaimana cara menyunting karangan di bawah ini.
Pengertian Menyunting Karangan
Menyunting karangan atau tulisan merupakan kegiatan memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan ini dapat bersifat menyeluruh atau sebagian.
Kegiatan menyunting ini sangat penting bagi penulis karena penulislah yang tahu betul seluk beluk tulisannya. Namun, menyunting juga dapat dilakukan oleh orang lain. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yaitu menyunting isi, organisasi, dan bahasa.
Syarat- syarat Menyunting Karangan
Sekarang kamu akan dilatih menyunting sebuah laporan dari segi bahasa yang mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan keterpaduan paragraf.
- Ejaan
- Penulisan Huruf
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) digunakan ejaan bahasa Indonesia yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Ejaan tersebut misalnya penulisan huruf kapital. Berikut ini contoh penggunaan huruf kapital yang tepat.
Selama tiga tahun terakhir, Diana tinggal di Jakarta yang sebelumnya ia menetap hampir sepuluh tahun di Semarang.
Keterangan :
Selama : dipakai dalam penulisan huruf pertama pada awal kalimat
Diana : dipakai dalam penulisan nama seseorang
Jakarta dan Semarang : dipakai dalam penulisan nama tempat
- Tanda Baca
Contoh beberapa tanda baca ini misalnya :
- Tanda titik (.)
- Tanda koma (,)
- Tanda petik dua (“…”)
- Tanda petik satu (‘…’)
- Tanda garis hubung (-)
- Tanda kurung ((…)), dll.
Perhatikan contoh penggunaan tanda baca dalam sebuah paragraph berikut ini :
“Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga,” ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita.
Keterangan :
- Tanda titik (.) dipakai pada akhir kalimat
- Tanda koma (,) berfungsi untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, pada tulisan “Alhamdulillah, Kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga,” ungkap Sumiran.
- Tanda petik ( “ …” ) pada tulisan “Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga,” ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro. Tanda petik tersebut berguna untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan.
- Tanda pisah (-) pada penulisan ibu-ibu berguna menyambung unsur-unsur kata ulang
- Tanda kurung ((…)) pada tulisan Radar Madiun (grup Jawa Pos) berguna mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
- Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata misalnya pemilihan kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. Ragam bahasa tidak baku artinya penggunaan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD atau kata-kata yang biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari antar sesama teman. Kata yang bergaris bawah berikut ini merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah paragraf.
Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama Ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-temennya datang menyumbang Rp150 juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. “Ini hasil yang dikumpulkan dari temen-temen karyawan Tjiwi Kimia,” tutur Toto Supriyanto kepada M. Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos.
Keterangan :
Kata temen-temen dalam paragraf di atas adalah contoh kata yang tidak baku. Kata baku dari temen-temen adalah teman-teman.
- Penggunaan Kalimat Efektif
Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat juga. Adapun yang termasuk kalimat efektif yakni kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.
a. Memperhatikan bentuk gramatikal
Misalnya : Kami semua menghadiri rapat di balai desa.
Kata kami telah menunjukkan jamak (berarti jamak), sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat yang efektif adalah: Kami menghadiri rapat di balai desa.
b. Tidak menggunakan kata secara berlebihan dan tumpang tindih
Misalnya : Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misalnya : Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
c. Tidak menggunakan kata depan yang berlebihan
Misalnya : Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena penggunaan kata tersebut, justru menjadikan subjek kalimat tidak jelas. Jadi penulisannya menjadi : Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
- Penyusunan Paragraf
- Kepaduan Paragraf
Suatu paragraf disebut baik jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu (kohesif) dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu (koheren).
Misalnya :
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. “Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras,” kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan :
Penanda kohesi : Sementara itu…
- Kesatuan Paragraf
Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan untuk menyampaikan suatu tujuan, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf ini dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf.
Misalnya :
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. “Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras,” kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Keterangan :
Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas merupakan ide pokok dari paragraf tersebut.
Nah, bagaimana? Setelah membaca ulasan di atas, apakah kamu sudah mengerti bagaimana cara menyunting karangan? Selamat mencoba ya.
358 thoughts on “Cara Mudah Menyunting Karangan”
Comments are closed.