Sebagai ragam bahasa yang lebih banyak berangkat dari tradisi lisan, satu kesalahan yang sering tak terelakkan di antara kita adalah kecenderungan untuk sembarangan menulis atau menyusun rangkaian kata berdasarkan apa yang kita dengar. Di media-media yang tidak memiliki sistem kurasi (seperti media sosial atau pamflet) misalnya, seringkali kita mendapati kata-kata yang ditulis tidak baku atau salah seperti cuba (maksudnya coba), pemerentah, duwit, atau bahkan propinsi. Contoh kata lain yang juga rawan digunakan dengan cara yang tidak tepat adalah: daripada.
Dalam pidato, seminar, atau bahkan percakapan sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia, boleh jadi kita akan sering mendengar rentetan kalimat seperti ini:
- Maksud dari pada kedatangan saya ke sini adalah untuk menjenguk guru SD saya …
- Kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat adalah tujuan daripada berbagai program baru yang pemerintah canangkan baru-baru ini.
- Kue yang lezat ini terbuat dari pada tepung jagung dan susu kambing.
- Surat pengunduran diri tersebut telah saya terima dari pada Saudari Lina. Asisten saya sedang mengurusnya.
- Menurut Bu Yatmi, kenakalan remaja yang terus merebak belakangan ini adalah akibat dari pada tayangan sinetron-sinetron yang tidak mendidik.
Pembaca yang akrab dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) mungkin akan segera mengenali apa yang salah dari deretan kalimat di atas. Kesalahan atau ketidaklaziman yang termuat dalam kalimat-kalimat tersebut adalah penggunaan kata yang semestinya menjelaskan perbandingan sebagai kata sambung atau keterangan. Karena, kata dari dan daripada sama sekali tidak sama, sehingga keduanya tidak mungkin menggantikan satu sama lain. Untuk memperbaiki kalimat-kalimat di atas, maka kita harus mengubahnya menjadi:
- Maksud kedatangan saya ke sini adalah untuk menjenguk guru SD saya …
- Kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat adalah tujuan dari berbagai program baru yang pemerintah canangkan baru-baru ini.
- Kue yang lezat ini terbuat dari tepung jagung dan susu kambing.
- Surat pengunduran diri tersebut telah saya terima dari Saudari Lina. Asisten saya sedang mengurusnya.
- Menurut Bu Yatmi, kenakalan remaja yang terus merebak belakangan ini adalah akibat tayangan sinetron-sinetron yang tidak mendidik.
Selain membetulkan peletakan daripada yang seharusnya diisi dari, kita juga bisa menghilangkan kata itu sepenuhnya apabila konteks kalimat mendukung. Hal ini bisa dilakukan untuk menghindari kemubaziran alias pemborosan kata. Kata seperti akibat, manfaat, maksud bisa langsung diisi dengan objek atau keterangan tanpa selipan dari, apalagi daripada.
Sebagaimana telah disinggung di atas, kata daripada hanya tepat jika digunakan untuk menyatakan makna ‘perbandingan’, seperti yang terdapat pada contoh berikut:
- Menurut Ngatiyem, udara Semarang lebih panas daripada Yogyakarta.
- Daripada terus-terusan dimarahi Bu Hasnah karena nilai yang jelek, Siska memohon agar ibunya mengizinkannya ikut bimbingan belajar.
- Dia lebih suka makan nangka daripada durian.
- “Lebih baik mati daripada harus menjadi istri keduamu!” jerit Saodah.
- Dia suka merenung di sungai dan pura-pura memancing, karena menurutnya lebih baik menyepi daripada mendengar amukan kakak tirinya yang sakit jiwa.
Apabila kita mengganti penggunaan daripada pada kalimat-kalimat di atas dengan kata dari, maka akan terjadi kerancuan arti. Kata dari memiliki fungsi untuk menunjukkan asal mula suatu hal, benda, atau kejadian, sedangkan kata daripada merujuk pada perbandingan antara dua benda atau lebih, dan selalu berakhir dengan pilihan. Ambil saja contoh kalimat ‘Dia lebih suka makan nangka daripada durian.’ Misalnya, apabila kita mengubahnya menjadi ‘Dia lebih suka makan nangka dari durian.’ Maka makna yang terjadi adalah seseorang lebih suka makan buah nangka yang berasal dari buah durian, kalimat yang membingungkan dan tidak memiliki arti konkrit.
Nah, demikian paparan kami mengenai penggunaan kata daripada yang baik dan benar. Kekeliruan dalam bahasa Indonesia memang sering kita temui, dan kita bisa memperbaikinya dengan cara mulai membiasakan diri untuk berbicara dan menulis sesuai dengan kaidah yang sudah kita sepakati bersama. Terus berkarya dan terus belajar bersama typoonline.
311 thoughts on “Tata Cara Penulisan dan Penggunaan ‘Daripada’”
Comments are closed.