Mengenal Perbedaan Titik Dua dan Titik Koma

Membicarakan tanda baca yang serupa namun tak sama tentu tidak bisa lepas dari tanda titik dua (:) dan titik koma (;). Tidak jarang, orang menganggap keduanya memiliki fungsi yang sama, padahal tidak. Pada kesempatan kali ini, typoonline.com akan memberikan penjelasan lengkap mengenai perbedaan mendasar di antara kedua tanda baca ini.

 

1. Tanda Titik Koma (;)

Dilansir dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung (konjungsi, seperti karena, sedangkan, sementara itu, meskipun, dan seterusnya) untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Misalnya:

  • Senja sudah turun; kandang ayam belum ditutup.
  • Abidin menyapu halaman; Tasya menyirami bunga; Nafa menanak nasi.

 

Selain itu, tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Tata cara penulisannya adalah dengan memisahkan kalimat-kalimatnya menjadi urutan vertikal ke bawah dan menerakan tanda titik koma di setiap akhir klausa sampai klausa kedua terakhir (yang ditandai dengan ‘dan’). Agar lebih jelas, simak contoh berikut:

Syarat penerimaan pegawai di perusahaan ini adalah

(1) berjenis kelamin perempuan;

(2) maksimal 27 tahun;

(3) berijazah sarjana S-1;

(4) berpenampilan menarik; dan

(5) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke­satuan Republik Indonesia.

 

Atau, bisa juga dipakai untuk memisahkan bagian-ba­gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Aturan penulisannya sama dengan di atas, dengan kata ‘dan’ di buntut klausa kedua dari belakang.

Misalnya:

1. Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.

2. Agenda rapat ini meliputi

  • pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
  • penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang­ga, dan program kerja; dan
  • pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organi-sasi.

 

2. Tanda Titik Dua (:)

Pada dasarnya, tanda titik dua juga banyak digunakan untuk menjelaskan perincian. Akan tetapi, secara teknis terdapat beberapa perbedaan mendasar. Tanda titik dua tidak bisa menjadi pengganti konjungsi, tetapi dia memiliki sejumlah fungsinya sendiri. Antara lain, tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng­kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

Misalnya:

  1. Anak-anak diminta mengumpulkan bunga-bunga berbau harum yang tumbuh di sekitar taman itu: mawar, melati, dan kenanga.
  2. Anak-anak berandalan itu berhasil mengepungnya, dan saat itu Syahrul hanya punya dua pilihan: bertarung atau berteriak.

 

Tetapi yang perlu dicatat, tanda titik dua tidak boleh digunakan jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

1. Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

2. Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

  • persiapan,
  • pengumpulan data,
  • pengolahan data, dan

 

Juga, tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Ini harus diperhatikan ketika kita akan membuat tulisan tentang susunan struktur sebuah organisasi atau, misalnya, surat undangan. Perhatikan contoh berikut:

Misalnya:

Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : Siti Aryani

Bendahara : Aulia Arimbi

 

Hari: Senin, 25 Agustus 2016

Pukul: 08.00 – 11.00 WIB

Lokasi: Jl. Sunan Kalijaga No. 54

 

Kita juga akan sering mendapati tanda titik dua dalam naskah-naskah drama karena fungsinya memang sebagai pembatas sebelum dialog dan diletakkan setelah identitas si pembicara atau lakon.

Misalnya:

Ibu : “Kau yakin tidak mau makan, Nin?”

Anindi : “Tidak, Bu. Perutku sakit.”

Ibu : “Kenapa? Apa yang kau makan terakhir kali?”

 

Terakhir, tanda titik dua juga digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan pener­bit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Majalah Tempo, XLIII, No. 8/2008: 8

Surah AlKafiirun: 2—5

Matius 2: 1—3

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba­hasa.

 

Kurang lebih, kita bisa menyimpulkan bahwa fungsi tanda titik koma lebih terbatas pada perincian, sedangkan titik dua memiliki lebih banyak fungsi lain seperti yang sudah disebutkan di atas. Nah, semoga paparan ini membuat kita lebih mawas dalam mengenali dan menggunakan tanda baca yang sekilas tampak mirip ini!